Merefleksi Hari Lahir Pancasila, Benarkah Kita Masih Komit Menjadikan Pancasila sebagai Falsafah Bangsa?

Garuda Pancasila
ilustrasi/istimewa

Semarang, Idola 92.6 FM – Pada 1 Juni 2022, bangsa Indonesia memperingati hari lahir Pancasila. Pancasila sebagai cara pandang berbangsa serta tuntunan bernegara—menjadi dasar pembentukan berbagai elemen negara mulai dari peraturan perundang-undangan, dasar negara, hingga turunan-turunannya.

Berbagai persoalan bangsa yang kerap terjadi, mulai dari persoalan politik, ekonomi, hingga sosial, sejatinya menjadi batu ujian, seberapa warga bangsa mempraktikkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai “Philosophische Grondslag”—tidak hanya Pancasila yang indah dalam untaian kata-kata dan hafalan di luar kepala  namun seberapa merasuk ke dalam penghayatan dan jatidiri kita semua.

Setiap tahun, Pancasila diperingati, setiap insan dan institusi dituntut kesetiaan dan dukungannya terhadap Pancasila.

Lantas, merefleksi Hari Lahir Pancasila, apakah kita masih komit untuk menjadikan Pancasila sebagai falsafah yang mendasari semua elemen bangsa? Sudahkah, segenap elemen bangsa cukup menghayati dan mengamalkan Pancasila—tanpa terjebak sebatas jargon semata?  Apa sesungguhnya tantangan terbesar kita dalam upaya membumikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber, di antaranya: Agus Wahyudi,Ph.D (Kepala Pusat Studi Pancasila Universitas Gadjah Mada Yogyakarta), Fahmi Muhammad Ahmadi, M.Si (Sosiolog dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), dan Hidayat Nur Wahid (Wakil ketua MPR RI). (her/yes/ao)

Simak podcast diskusinya: