BI: Potensi Sumber Daya Besar Jadi Modal Utama Pertumbuhan Ekonomi Jateng

Daya beli masyarakat yang terjadi menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi di Jateng sepanjang 2023.

Semarang, Idola 92,6 FM-Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah menyebut, sepanjang tahun ini perekonomian Jateng masih tumbuh positif di tengah ketidakpastian ekonomi global dan pengaruh geopolitik dunia tidak menentu.

Tahun depan, diperkirakan ekonomi Jateng masih bisa tetap tumbuh dengan pengelolaan aset dan sumber daya yang besar dimiliki provinsi ini.

Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Junanto Herdiawan mengatakan potensi dan modal perekonomian yang dimiliki provinsi ini, mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah risiko perlambatan ekonomi global dan peningkatan tekanan inflasi. Hal itu dikatakan di sela Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) Jateng 2023 di Gedung KPw BI Jateng, Rabu (29/11) malam.

Junanto menjelaskan, pada awal 2023 lalu semua pengamat ekonomi memprediksi akan ada resesi di Tanah Air.

Namun, secara nasional khususnya dan Jateng pada umumnya perekonomian masih tumbuh solid.

Menurut Junanto, hal itu dibuktikan sampai dengan triwulan tiga tahun ini ekonomi masih tumbuh sebesar 5,07 persen.

Hal tersebut didukung karena daya beli atau tingkat konsumsi masyarakat masih bisa terjaga dengan baik dan ditambah investasi tetap tumbuh positif.

“Sumber pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah kita tahu masih didominasi industri pengolahan dan perdagangan. Dan selama tahun 2023 ini BI Jateng bersama pemprov maupun kabupaten/kota bikin program bersinergi untuk terus meningkatkan dan menumbuhkan perekonomian,” kata Junanto.

Lebih lanjut Junanto menjelaskan, sepanjang 2023 ini perekonomian Jateng bisa tumbuh positif dan diperkirakan hingga akhir tahun ini ekonomi tumbuh antara 4,5-5,3 persen year on year (yoy) dengan kisaran inflasi di rentang 3±1 persen.

Oleh karena itu, dengan kondisi di tahun ini maka Kantor Perwakilan BI Jateng memprediksi ekonomi di 2024 meskipun masih di tengah tantangan global dan geopolitik.

“Kami yakin dengan modal besar yang dimiliki Jawa Tengah masih tetap bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dari sisi domestik. Ditambah lagi penduduk usia mudanya cukup banyak, ini jadi aset karena konsumsinya juga besar. Kita masih optimis di 2024 punya kekuatan dan pertumbuhan ekonomi di rentang 4,7-5,5 persen untuk ekonomi Jawa Tengah dan inflasinya 2,5±1 persen,” jelasnya.

Junanto menjelaskan, sinergi dan inovasi menjadi kunci dari solidnya prospek kinerja ekonomi untuk melanjutkan ketahanan dan kebangkitan ekonomi di Jateng. (Bud)