Gunakan Pupuk Organik, Petani Bawang di Brebes Kini Menuai Untung

Petani bawang merah
Seorang petani bawang merah sedang menjemur hasil panennya.

Semarang, Idola 92,6 FM – Para petani bawang merah di Kabupaten Brebes mulai memakai pupuk organik, agar hasil panennya lebih melimpah.

Selain lahan menjadi lebih subur, produktivitas juga meningkat 30 persen dari sebelumnya.

Penyuluh Pertanian di Kecamatan Brebes Hery Priyono mengatakan para petani bawang merah, perlahan mulai beralih ke pertanian organik. Hal itu dikatakan di tengah penyuluhan kepada para petani, baru-baru ini.

Menurut Heru, pihaknya secara swadaya mengadakan sekolah lapang dan diikuti delapan kelompok tani dari delapan desa.

Hery menjelaskan, setelah para petani bawang merah menggunakan pupuk organik itu mulai merasakan perubahan pada kondisi tanah.

Setelah mendapatkan perlakuan semi organik dengan pupuk dan pestisida alami serta mengurangi penggunaan produk kimia, tanah garapan kini menjadi lebih sehat.

“Beberapa media lahan di Brebes kan 50 persen rusak karena pestisida (berlebihan). Maka, kami dengan beberapa kelompok membentuk satu sekolah lapang, lalu belajar bio remidiasi atau penyehatan lahan garapan,” kata Hery.

Lebih lanjut Hery menjelaskan, selama setahun terakhir ini para petani bawang merah menyadari bahwa dari dua sampai tiga kali panen merasakan respon tanah bereaksi dan pulih.

Selain mengembalikan kesuburan tanah, setelah menggunakan pupuk organik hasil panen para petani bawang pun meningkat.

Ketua Gapoktan Unggul Makmur, Wiyono membenarkan hal itu.

Menurutnya, selama ini petani bawang di Brebes memang lebih banyak menggunakan pupuk kimia.

Namun, seiring sosialisasi yang dilakukan dan bantuan yang diberikan petani kini mulai nyaman menggunakan pupuk organik.

“Penggunaan pupuk organik memang belum 100 persen. Pupuk organik masih dikombinasikan dengan pupuk kimia, terutama jika terjadi serangan hama,” ujar Wiyono.

Wiyono mengakui, penggunaan pupuk organik dan kimia kini dilakukan secara lebih presisi.

Artinya, pupuk kimia hanya digunakan jika ada serangan hama yang parah. Keduanya masih dikombinasikan agar memperoleh hasil maksimal.

“Pada penerapan pupuk organik dan kimia yang presisi lebih menghemat biaya produksi. Secara hasil, dengan luasan tanah garapan sekitar 1.800 meter persegi ada peningkatan 30 persen,” jelas Wiyono. (Bud)