Lewat Tangan Yuli, Batang Pisang Jadi Tas Kerajinan Unik Nan Menarik

Tas berbahan batang kulit pisang
Yuli saat menunjukkan tas buatannya yang berbahan batang kulit pisang.

Semarang, Idola 92,6 FM – Siapa yang bakal menduga, jika batang pisang bisa disulap menjadi kerajinan tas menarik dan unik.

Bahkan, memiliki nilai jual yang tinggi dan mempunyai pasarnya sendiri.

Adalah Yuli Muhawati, warga Mlatibaru di Kecamatan Semarang Timur yang dengan keuletannya itu mampu mengubah batang pisang menjadi kerajinan tas unik dan menarik. Hal itu dikatakan saat ditemui di sebuah pameran kerajinan di Mal Tentrem, baru-baru ini.

Yuli dengan merek dagang Mlatiwangi itu, menawarkan produk kerajinan tas yang terbuat dari kulit batang pisang.

Batang pisang yang digunakan adalah bagian kedua setelah kulit terluarnya, dan kemudian dikeringkan sebelum ditempel di sebuah pola.

Menurut Yuli, untuk bahan baku sebenarnya tidak ada kendala tapi batang pisang yang digunakannya saat ini masih dipasok dari Kabupaten Banjarnegara dan jenisnya adalah pisang kluthuk.

Yuli menyebut, pembuatan tas dari batang pohon pisang lamanya tergantung dari model yang akan dibuat.

Kalau hanya sederhana saja, dalam sehari bisa membuat 10 tas dan bila modelnya susah sehari paling banyak tiga tas.

Yuli memulai membuat usaha tas kulit batang pisang itu sudah sejak 2019 lalu, dan dalam sebulan bisa membuat 100-200 tas kulit batang pisang.

“Pelepah pisang itu kesulitannya gampang robek pada saat proses menjahitnya. Saat ini saya masih fokus di pembuatan tas saja. Dompet juga kita bisa buat tapi home decor kita belum mencobanya,” kata Yuli.

Lebih lanjut Yuli menjelaskan, kisaran harga untuk tas batang kulit pisang yang diberi lukisan dibanderol dengan harga Rp450 ribu tapi jika tidak disertai lukisan hanya Rp250 ribu.

Ada juga tas yang dijual dengan harga Rp25 ribu saja, dan ukurannya juga tidak terlalu besar tanpa lukisan

“Untuk pemasaran sudah menjangkau seluruh daerah di Indonesia. Kalau ke luar negeri baru kita coba ke Belanda hanya titip jual saja,” pungkasnya. (Bud)