Refleksi Hari Pendidikan Nasional 2023

Sudahkah Kita Mencapai โ€œMerdeka Belajarโ€ seperti yang Dicita-citakan oleh Ki Hajar Dewantara?

Refleksi Hari Pendidikan Nasional
Ilustrasi/Istimewa

Semarang, Idola 92.6 FM – Pada tanggal 2 Mei, bangsa Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional. Pendidikan merupakan salah satu sarana negara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa seperti tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945. Tahun ini peringatan Hari Pendidikan Nasional mengusung tema โ€œBergerak Bersama, Semarakkan Merdeka Belajarโ€.

Membicarakan dunia Pendidikan saat ini, kita pun teringat Pidatoย Ki Hajar Dewantara di Yogyakarta pada 3 Juli 1922 lalu.

Pendidikan yang selama ini diterima orang Indonesia dari Barat jauh dari kebal terhadap pengaruh-pengaruh politik kolonial; singkatnya, ialah Pendidikan yang ada hanya untuk kepentingan Pemerintah kolonial; dan ini sifatnya tetap, semenjak zaman VOC meskipun di bawah politik etika.

Tetapi, anehnya, banyak priyayi atau kaum bangsawan yang senang dan menerima model Pendidikan seperti ini dan mengirimkan anak-anak mereka ke sekolah yang hanya mengembangkan intelektual dan fisik dan semata-mata hanya memberikan surat ijazah yang hanya memungkinkan mereka menjadi buruh.

Maka, kita pun bertanya-tanya, masih seperti itukah Pendidikan kita? Lalu, merefleksi Hari Pendidikan Nasional: apa sesungguhnya makna di balik filosofi โ€œMerdeka Belajar?โ€ Pada tataran praktis, sudahkah kita mencapai โ€œMerdeka Belajarโ€ seperti yang dicita-citakan oleh Ki Hajar Dewantara?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber, yakni: Johanes Eka Priyatma, Ph.D (Rektor Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta periode 2018-2022), ย JC Tukiman Taruna (Pemerhati Pendidikan Unika Soegijapranata Semarang), dan Satriwan Salimย (Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G)).ย (her/yes/ao)

Simak podcast diskusinya: