Refleksi Hari Pendidikan Nasional, Bagaimana Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0?

Semarang, Idola 92.6 FM – Menjelang 20 tahun Reformasi, capaian Pendidikan Indonesia masih jauh dari harapan. Berbagai kompetensi dasar yang harusnya dikuasai siswa, jauh dari ideal. Berdasarkan Asesmen Kompetensi Siswa yang dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2016, persentase pencapaian siswa yang kuang di bidang matematika sekitar 77,13 persen, di bidang sains 73,61 dan di bidang membaca 46,83 persen.

Kondisi yang sama terjadi di tingkat perguruan tinggi. Sekitar 90 persen calon mahasiswa di Indonesia bingung dalam memilih jurusan kuliah. Bahkan, sekitar 87 persen mahasiswa yang telah kuliah pun merasa salah dalam memilih jurusan. Kondisi ini sangat serius bahkan gawat karena secara jelas menunjukkan ada yang salah dengan system dan arah Pendidikan kita.

Kondisi ini pun tidak bisa terus dibiarkan. Perlu dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap system Pendidikan kita dengan melibatkan semua pihak untuk mencari solusi yang tepat. Sebab, tak adil rasanya jika tanggung jawab ini mesti sepenuhnya diserahkan pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Lantas, merefleksi Hari Pendidikan Nasional, bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan di era Revolusi Industri 4.0 agar mampu menciptakan manusia unggul di masa mendatang? Apa sesungguhnya factor yang membuat kualitas Pendidikan kita masih rendah? Apa kunci utama memperbaiki kondisi ini?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Najeela Shihab (Inisiator Semua Murid Semua Guru (SMSG)) dan Mohammad Abduhzen (Direktur Eksekutif Institute for Education Reform Universitas Paramadina; Ketua Litbang PB PGRI). (Heri CS)

Berikut diskusinya: