Memahami Sebab dan Akibat Konflik Palestina dan Israel

Konflik Palestina Israel
Photo/Istimewa

Semarang, Idola 92.6 FM – Belum sepenuhnya pulih dari hantaman pandemi Covid-19 dan perang Rusia-Ukraina, kini ekonomi global harus dihadapkan dengan ketidakpastian baru, menyusul pecahnya perang antara kelompok Hamas Palestina dan Israel.

Kawasan Timur Tengah kembali memanas seiring dengan serangan mendadak kelompok Hamas Palestina ke Israel dekat perbatasan Gaza pada Sabtu akhir pekan lalu, 7 Oktober 2023. Serangan tersebut diklaim merupakan upaya merebut kembali Tanah Air warga Palestina dari pendudukan Israel. Sontak, Israel pun berang hingga kemudian melancarkan serangan balasan ke kawasan Palestina.

Hingga Senin (09/10), saling serang antara kedua belah pihak telah menimbulkan korban jiwa hingga mencapai lebih dari 1.000 orang, dengan sekitar 700 di antaranya berasal dari pihak Israel. Skala pertempuran yang terus meningkat pun akhirnya memaksa Israel untuk mendeklarasikan perang, untuk pertama kalinya sejak 1973.

Sejumlah negara mendesak para pihak yang terlibat perang untuk menurunkan tensi dan membuka jalur komunikasi guna mencegah perluasan konflik. Deeskalasi sangat dibutuhkan di tengah terus meningkatnya jumlah korban.

Lalu, dari sisi sejarah Timur Tengah, bagaimana sebenarnya hubungan antara Israel dan Palestina sehingga terus berseteru sampai sekarang? Apa hal yang memicu kembali memanasnya konflik Hamas (Palestina) dan Israel? Akankah perang ini, mengubah situasi geopolitik di Timur Tengah? Dalam aspek energi, akankah perang ini juga berimbas terhadap harga minyak dan ekonomi global termasuk Indonesia?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber, yakni: Dr. Riza Noer Arfani, M.A (Pengamat perdagangan ekonomi dunia dan politik internasional dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta), Dr Yon Machmudi (Kepala Program Studi Kajian Wilayah Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia), dan Yusuf Rendy Manilet (Ekonom CORE Indonesia). (her/yes/ao)

Simak podcast diskusinya: