Banyuwangi, Idola 92.6 FM – Bersama sahabat Mohamad Fikri Adila, sosok satu ini menjadi motor penggerak anak-anak muda Kemiren dalam pelestarian seni budaya. Mereka merekam pentas kesenian tradisional di desanya. Kegiatan ini berawal dari tahun 2021 yang mana merupakan program dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Sosok itu adalah Mohamad Edy Saputro, penggiat kesenian di Desa Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur. Diibaratkan, Edy adalah Daya Desa, sedangkan Fikri adalah Daya Warga. Keduanya diberi amanah oleh kemenristekdikti untuk menjadi penggerak budaya di desa mereka sejak 2021.
Setelah ditunjuk menjadi pendamping, mulailah mendata daya di desa. Mereka kemudian bisa menyusun 10 obyek kemajuan kebudayaan untuk digunakan sebagai pedoman melihat potensi-potensi yang ada di desa.
โJadi intinya program ini bisa memberikan kesadaran terhadap masing-masing desa, bahwasanya potensi kita itu sangat besar dan banyak sekali, budaya tidak hanya seni, tidak hanya seni musik, seni tari, atau pertunjukan, tapi budaya sangat komplek, ada ritual adatnya, kemudian ada bahasa daerahnya, terus ada musik tradisionalnya. Jadi ternyata budaya sangat komplek,โtutur Edy kepada radio Idola, pagi (27/12) tadi.
Menurut Edy, pada 2020 Desa Kemiren resmi menjadi desa wisata berdasarkan SK Bupati. Meskipun sebenarnya sejak tahun 1996 sudah banyak dikunjungi wisatawan karena di Desa Kemiren banyak sanggar, dan masih banyak warga asli suku Osing. โBisa dikatakan warga Osing ini sebenarnya tidak hanya di Kemiren tapi ada di 9 kecamatan,โtambah Edy.
Lalu apa saja yang berhasil didokumentasikan oleh Edy dan teman-temannya untuk melestarikan budaya di Desa Kemiren?
Selengkapnya, mengenal Desa Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Mohamad Edy Saputro, Daya Desa di Desa Kemiren.ย (yes/her)
Simak podcast wawancaranya: