Pemprov Terus Gelar Operasi Pasar Cabai Hingga Akhir Tahun

Penjual cabai di pasar tradisional di Jateng
Seorang penjual cabai di pasar tradisional di Jateng.
Ikuti Kami di Google News

Semarang, Idola 92,6 FM-Pemprov Jawa Tengah terus menggelar operasi pasar khusus komoditas cabai, untuk menstabilkan harga menjelang akhir tahun.

Saat ini, harga cabai di pasaran menyentuh angka Rp90 ribu sampai Rp100 ribu per kilogramnya dan dengan operasi pasar dijual di harga Rp69 ribu hingga Rp78 ribu per kilogram.

Kepala Biro Perekonomian Setda Jateng July Emmylia mengatakan operasi pasar cabai difasilitasi BUMD Jateng Agro Berdikari, dan dilakukan selama sepekan di sejumlah pasar tradisional. Pernyataan itu dikatakan di sela kegiatan operasi pasar cabai, belum lama ini.

Emmylia menjelaskan, operasi pasar digelar untuk menekan harga cabai agar masyarakat tidak terbebani ekonomi biaya tinggi.

Operasi pasar untuk cabai menyasar pada pasar-pasar pencatat inflasi berdasarkan hasil survei BPS Jateng.

Sebagai operasi pasar cabai pertama dilakukan di Pasar Gayamsari, Pasar Peterongan dan Pasar Karangayu Kota Semarang.

Menurut Emmylia, pihaknya membawa satu ton cabai yang dibagikan untuk ketiga pasar tradisional di Kota Semarang.

Terdiri dari cabai merah keriting dan cabai rawit merah.

“Intervensi yang dilakukan ketika harga barang mana yang tinggi. (Operasi pasar) Ini sumber dananya dari BUMD Jawa Tengah, programnya namanya BUMD Peduli Inflasi karena harga cabai terus naik jadi operasinya ditujukan untuk cabai. Kita dibantu Satgas Pangan dari polda dan Ketahanan Pangan bersama Disperindag dan Dinas Koperasi,” kata

Lebih lanjut … menjelaskan, pihaknya akan terus melakukan intervensi operasi pasar terhadap komoditas cabai hingga harganya turun menjelang akhir tahun ini.

Saat ini, pemprov terus membanjiri pasar-pasar tradisional di Jateng dengan stok cabai dari sejumlah daerah penghasil.

“Harapannya, masyarakat tidak terlalu panik dengan komoditas cabai. Barangnya itu ada dan harganya sebenarnya juga tidak terlalu tinggi, tapi karena ada pengaruh psikologis masyarakat jadinya harga naik,” pungkasnya. (Bud)