Sinergi Bersama, Masyarakat Jateng Didorong Makin Melek Literasi Keuangan

Bulan Inklusi Keuangan
BI dan OJK bersama pemerintah daerah terus melakukan edukasi dan literasi kepada masyarakat di Bulan Inklusi Keuangan.

Semarang, Idola 92,6 FM-Sejumlah upaya terus dilakukan, agar masyarakat semakin melek akan literasi keuangan khususnya transaksi digital.

Lewat gelaran The Jewel of Central Java, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah bersama Kantor Regional 3 OJK dan Pemprov Jateng serta Pemkot Semarang memberikan tambahan edukasi dan sosialisasi berkaitan dengan literasi keuangan.

Kepala Deputi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Yunanto Herdiawan mengatakan kegiatan yang dilakukan adalah sebuah sinergi dan kolaborasi antara Pemkot Semarang dan Bank Indonesia serta OJK, dalam memeringati Bulan Inklusi Keuangan (BIK) tahun ini. Hal itu dikatakan usai pembukaan The Jewel of Central Java di Lapangan Simpang Lima, Sabtu (28/10) malam.

Menurut Yunanto, kegiatan tersebut baru kali pertama dilakukan secara bersama antara BI dengan OJK di seluruh Indonesia.

Yunanto menjelaskan, kolaborasi yang dilakukan BI dan OJK karena melihat permasalahan sama terkait inklusi keuangan.

Melalui kegiatan tersebut, antara BI dengan OJK memberikan edukasi dan sosialisasi tentang Rupiah maupun QRIS serta edukasi literasi keuangan.

BI dan OJK mendorong peningkatan akseptansi literasi dan inklusivitas keuangan, serta meningkatkan awareness penggunaan alat pembayaran yang aman dan praktis.

“Semakin maraknya kasus pemalsuan uang Rupiah, judi online hingga pinjaman online mendorong pemerintah untuk memperluas edukasi kepada masyarakat. Masyarakat perlu diingatkan kembali akan metode pembayaran yang aman yakni QRIS, serta diberikan edukasi terkait bahaya judi dan pinjaman online,” kata Yunanto.

Sementara Sekda Jateng Sumarno yang ikut hadir dalam kegiatan tersebut memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia dan juga OJK, yang telah berkolaborasi dalam upaya peningkatan inklusi dan literasi keuangan.

Sebab, hal itu menjadi program yang harus dikejar karena cakupan inklusi maupun literasi keuangan di Jateng belum 100 persen.

Sumarno menjelaskan, apabila tidak paham tentang inklusi maupun literasi keuangan akan terjebak rentenir atau pinjaman online (pinjol) ilegal.

“Kita harus lebih berkolaborasi lagi dalam mengingatkan kepada masyarakat. Harapannya, acara seperti ini bisa mengedukasi masyarakat karena yang kena pinjol ilegal bukan yang kurang edukasi tapi yang intelek juga bisa kena,” ucap Sumarno.

Lebih lanjut Sumarno menjelaskan, melalui sinergitas antara Pemkot Semarang dan Bank Indonesia serta OJK diharapkan pertumbuhan ekonomi Jateng pada umumnya dan Kota Semarang pada khususnya dapat tumbuh semakin kuat.

Selain itu, awareness masyarakat terhadap akseptansi literasi keuangan dan pembayaran digital diharapkan dapat berkembang semakin solid. (Bud)