Manfaatkan Kertas Koran Bekas, Pili Raup Berkah Melimpah

Pameran UMKM Gayeng 2024
Piliani Ernawati saat menata produk buatannya di pameran UMKM Gayeng 2024.

Semarang, Idola 92,6 FM-Siapa sangka, jika ternyata kertas koran bekas bisa sulap menjadi cuan dan berkah melimpah.

Tumpukan koran yang bagi sebagian orang menjadi barang tak berguna, tapi tidak demikian di mata Piliani Ernawati, pemilik Craftonesia.

Pili, panggilan akrabnya saat ditemui di sela pameran UMKM Gayeng 2024 di Atrium Mal Paragon Semarang mengatakan usahanya dimulai dari rumahnya di Gang Bulusari I Tembalang.

Pili menjelaskan, usahanya mulai digeluti sejak Juni 2021 atau saat masa pandemi berlangsung.

Saat itu, nama usaha yang dipakai bukan Craftonesia tetapi adalah Roemah Raffa dan pada Agustus 2021 direbranding yang merupakan arahan dari mentornya.

Menurutnya, pada Agustus-September 2021 dirinya mengikuti perlombaan dan meraih juara kedua produk unggulan se-Kota Semarang.

Pili bercerita, awal usahanya itu bermula saat usaha kuliner yang dikerjakan mengalami keterpurukan akibat pandemi.

Saat pandemi itu, dirinya mencoba menghidupkan kembali hobinya daur ulang.

“Karena basic-nya saya suka daur ulang dan saya juga penggerak bank sampah. Jadi sebenarnya ini berkah dari pandemi. Pas pandemi, usaha kuliner kita kolaps. Karena saya suka daur ulang, jadi saya ngulik lagi hobi craft saya. Karena di rumah banyak kertas koran yang numpuk itu, saya coba trial dan error jadilah produk-produk seperti ini gitu,” kata Pili.

Lebih lanjut Pili menjelaskan, karena pernah juara di tingkat Kota Semarang itu kemudian memicu dirinya mengikuti sejumlah kompetisi hingga tingkat nasional.

Pili juga mengaku mendapat pembinaan dari anak Krisbiantoro, sehingga usaha yang digelutinya bisa terus berkembang.

Ditanya soal penjualan, Pili mengaku penjualan lebih banyak lewat pameran dan berdasarkan pesanan pengunjung pameran.

“Yang pertama dibuat itu kayak vas bunga, tempat pensil dan iseng bikin tas. Ternyata tas yang saya buat dan pakai sendiri itu disukai dan banyak order,” jelasnya.

Sekarang, penjualannya sudah bisa melayani di toko offline di Semarang Creative Gallery Kota Lama dan di lantai dua Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang.

“Kita juga buka outlet di Dusun Semilir, itu yang terbaru. Harga paling murah Rp15 ribu dan paling mahal di harga Rp650 ribu tapi itu tas yang campuran kertas koran dengan kulit asli,” ucap Pili.

Pili menjamin, meskipun bahan baku produknya berasal dari kertas koran bekas tetapi kekuatannya tidak kalah dibanding bahan plastik hingga rotan.

Yang terpenting, keistimewaan produknya ramah lingkungan dan unik karena modelnya tidak akan bisa sama persis. (Bud)