Mengenal Inovasi Teknologi Antiradar Berbahan Pasir Besi karya Prof Mashuri dari ITS Surabaya

Prof Dr Mashuri SSi MSi
Prof Dr Mashuri SSi MSi dari Departemen Fisika ITS Surabaya berinovasi membuat bahan antiradar menggunakan pasir besi Lumajang dan arang bambu.(Foto: Mashuri)

Surabaya, Idola 92.6 FM – Prof Dr Mashuri SSi MSi dari Departemen Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya baru-baru ini berinovasi membuat bahan antiradar. Uniknya, antiradar ini menggunakan pasir besi Lumajang dan arang bambu sebagai bahan untuk membuat teknologi antiradar. Hal ini dilakukan untuk menyokong teknologi pertahanan dan keamanan nasional.

Menurut Prof Mashuri, penelitian ini dimulai dari adanya pesawat asing yang tidak terdeteksi oleh sistem radar saat melintasi Laut Jawa sekitar tahun 2008-2009. Menurutnya, kejadian tersebut dapat menjadi ancaman serius bagi bangsa Indonesia apabila terus dibiarkan terjadi. Menindaklanjuti hal itu, ia bersama tim Laboratorium Material Maju ITS mengembangkan teknologi antiradar dari bahan-bahan yang tersebar di Indonesia.

Lebih rinci, alumnus doktoral Fisika ITS itu menggunakan pasir besi Lumajang dan arang bambu sebagai bahan untuk membuat teknologi antiradar. Dalam prosesnya, pasir besi dari letusan Gunung Semeru ini disintesis guna mengekstrak serbuk magnetik dalam pasir besi tersebut. Sementara itu, metode karbonisasi dilakukan pada arang bambu agar terbentuk serbuk reduced Graphene Oxide (rGO).

Dalam wawancaranya dengan radio Idola Semarang, pagi (01/04) tadi, Mashuri berharap, bahan antiradar yang baru diciptakan di Indonesia ini dapat diaplikasikan dalam waktu cepat pada sektor pertahanan dan keamanan nasional sehingga Indonesia tidak hanya bergantung dari pihak luar.

Selengkapnya, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Prof Dr Mashuri SSi MSi dari Departemen Fisika ITS Surabaya. (yes/her)

Simak podcast wawancaranya: