Semarang, Idola 92,6 FM-Dinas ESDM Jawa Tengah terus memerluas pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT), melalui pemberian bantuan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) bagi pelaku usaha mikro kecil dan sektor pertanian.
Program ini menjadi bagian dari upaya pengentasan kemiskinan ekstrem, sekaligus memperkuat ketahanan energi daerah.
Kepala Dinas ESDM Jateng Agus Sugiharto mengatakan bantuan PLTS sejalan dengan semangat Gubernur Ahmad Luthfi, dalam mewujudkan program Ngopeni Nglakoni Jateng. Hal itu dikatakan saat ditemui di kantornya, kemarin.
Menurutnya, bantuan diberikan kepada pelaku usaha kecil yang masuk Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), agar bisa mengurangi biaya produksi dan meningkatkan daya saing.
“Pemerintah hadir bagi masyarakat yang membutuhkan. Dengan adanya PLTS, kelompok usaha bisa berkembang dan pengentasan kemiskinan ekstrem akan lebih cepat terwujud,” kata Agus.
Agus menjelaskan, aelain bagi UMKM, PLTS juga dimanfaatkan di sektor pertanian melalui pompa air tenaga surya (PATS).
Daerah seperti Purworejo dan Cilacap, petani kini dapat menghemat biaya bahan bakar minyak (BBM) hingga puluhan juta rupiah per tahun karena seluruh kebutuhan energi pompa air digantikan oleh tenaga surya.
“Program serupa juga diterapkan di eko pesantren yang memiliki unit usaha seperti air isi ulang dan minimarket. Pemasangan PLTS di atap pesantren mampu menekan biaya listrik hingga 30 persen sekaligus mendukung kemandirian energi di lingkungan pendidikan keagamaan,” jelasnya.
Lebih lanjut Agus menjelaskan, pada 2025 Jateng menargetkan bauran EBT mencapai 19,5 persen, naik dari capaian 18,5 persen pada 2024.
“Kami terus mendorong inovasi, termasuk pembangunan PLTS Apung di Waduk Kedungombo dan Gajahmungkur masing-masing berkapasitas 100 MW,” pungkasnya. (Bud)













