Semarang, Idola 92.6 FM-Berbagai peristiwa terjadi sepanjang tahun 2025. Salah satu peristiswa yang menyita perhatian masyarakat adalah maraknya Kekerasan pada Anak. Bisa dikatakan, sepanjang tahun 2025 merupakan tahun yang menguji komitmen kita sebagai bangsa dalam melindungi generasi muda khususnya anak-anak.
Sepanjang 2025, laporan demi laporan kekerasan terhadap anak terus menghiasi pemberitaan. Kekerasan itu terjadi di ruang yang seharusnya menjadi tempat paling aman—di rumah, di sekolah, bahkan di lingkungan bermain. Bentuknya pun beragam: mulai dari kekerasan fisik, kekerasan seksual, perundungan, hingga munculnya ancaman baru berupa kekerasan di dunia maya atau cyberbullying.
Tragedi anak-anak yang kehilangan nyawa akibat kekerasan kembali mencederai nurani publik. Salah satunya yang terbaru, kasus Raditya Allibyan Fauzan, balita dari Kota Bandung yang diduga mengalami kekerasan di sekujur tubuhnya hingga meninggal dunia pada 22 November 2025. Peristiwa-peristiwa seperti ini hanyalah puncak gunung es dari realitas yang jauh lebih gelap, dan menunjukkan bahwa perlindungan anak di Indonesia masih memiliki banyak celah.
Karena itu, diskusi mengenai topik ini tidak hanya bertujuan merefleksikan catatan kekerasan sepanjang 2025, tetapi juga menatap ke depan: apa agenda struktural maupun kultural yang harus dilakukan pada 2026, agar kekerasan terhadap anak tidak terus berulang? Upaya ini menjadi krusial jika kita sungguh-sungguh ingin mewujudkan Generasi Emas 2045, generasi yang sehat, aman, dan terlindungi?
Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, nanti kami akan berdiskusi dengan narasumber: Dr. Hartati Sulistyo Rini,MA (Sosiolog Universitas Negeri Semarang (UNNES)) dan Retno Listyarti (Pemerhati Anak dan Pendidikan). (her/yes/dav)
Simak podcast diskusinya:














