Semarang, Idola 92,6 FM-Wakapolda Jawa Tengah Brigjen Pol Latif Usman mengatakan pihaknya tidak menggeneralisasi oknum dari organisasi kemasyarakatan (ormas) yang tertangkap di Operasi Aman Candi 2025, adalah bagian dari ormas tersebut. Pernyataan itu disampaikan untuk memberikan klarifikasi atas keberatan dari sejumlah ormas terkait hasil operasi pemberantasan premanisme.
Wakapolda meluruskan pemahaman pihak-pihak yang merasa keberatan, dengan penyebutan 11 ormas terafiliasi premanisme saat konferensi pers di Mapolda pada 3 Juni 2025.
Usai kunjungan di Boyolali, Kamis (5/6) wakapolda menjelaskan jika pihaknya tidak pernah bermaksud menggeneralisasi 11 ormas tersebut sebagai premanisme.
“Di mana saat awal pemberitaan konferensi pers hasil Operasi Aman Candi tentang pemberantasan premanisme, ada diksi yang ditangkap berbeda. Oleh sebab itu, kami dari Polda Jawa Tengah ingin meluruskan hal tersebut. Dalam pernyataan kami menyebutkan ada 11 ormas yang terafiliasi premanisme. Yang kami maksudkan di sini yang terafiliasi adalah anggota atau oknum dari ormas tersebut. Jadi bukan ormasnya, tapi oknum yang mengaku dan menggunakan atribut dari ormas tersebut,” kata wakapolda.
Lebih lanjut wakapolda menjelaskan, beredarnya potongan video konferensi pers di media sosial (medsos) tidak menampilkan keseluruhan konteks keterangan.
Namun demikian, wakapolda menyampaikan permohonan maaf kepada pihak-pihak yang merasa tersinggung termasuk di antaranya ormas dan perguruan pencak silat.
“Saya mohon maaf apabila ada kelompok ormas ataupun perguruan pencak silat seperti Pagar Nusa, PSHT dan ormas lainnya. Yang dimaksudkan di sini adalah oknumnya, bukan menggeneralisir 11 ormas itu terlibat tapi oknum anggotanya yang terlibat dalam kegiatan premanisme,” tandasnya. (Bud)