Tumbuhkan Desa Wisata Baru, Dinporapar Jateng Adakan Gelar Desa Wisata 35 Kabupaten/kota

Wisatawan menikmati wahana tubing di sungai Desa Kandri, Gunungpati, Kota Semarang. (ISTIMEWA).

Semarang, Idola 92.6 FM – Dalam waktu lima tahun di masa kepemimpinan Gubernur Ganjar Pranowo dan Wakil Gubernur Taj Yasin, ditargetkan bisa tumbuh kurang lebih 500 desa wisata baru di Jawa Tengah. Saat ini, data yang ada di Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Jateng baru 229 desa wisata.

Kepala Dinporapar Jateng Sinoeng N Rachmadi mengatakan di provinsi ini sebenarnya ada banyak potensi desa wisata, namun masih belum tergarap secara baik. Tidak hanya masyarakat desanya, tapi juga perhatian yang kurang dari pemerintah daerah setempatnya.

Menurutnya, ada tantangan tersendiri di dalam menumbuhkan desa wisata baru di Jateng. Terutama, di dalam menggali potensi dan kearifan lokal yang dimiliki.

Sinoeng menjelaskan, jika mampu menumbuhkan desa wisata baru maka akan memberikan kontribusi dan juga meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat desanya. Utamanya, mampu meningkatkan pendapatan dan membuka lapangan kerja alternatif di desa.

Oleh karena itu, lanjut Sinoeng, pihaknya akan menyelenggarakan “Gelar Desa Wisata” dengan tema “Desaku Mandiri, Desaku Sejahtera” di Lapangan Garnisun Kalisari Semarang, Sabtu-Minggu (20-21/7).

“Oleh karena itu, beragam strategi dan taktik kemudian kita dorong untuk pemberdayaan masyarakat desa dan desa itu. Karena, pariwisata memberikan kontribusi ke arah pembentukan desa wisata. Ini masih bicara kuantitas. Maka, upaya kita salah satunya adalah melakukan gelar desa wisata ini sebagai bentuk untuk mendorong inovasi dan kreasi bagaimana menumbuhkan kearifan lokal dan kreasi-kreasi yang ada di desa sesuai dengan potensinya,” kata Sinoeng, Kamis (18/7).

Lebih lanjut Sinoeng menjelaskan, melalui gelaran desa wisata yang diikuti 35 kabupaten/kota di Jateng akan memantik semangat pengembangan desa wisata baru dengan menggarap potensi di masing-masing desanya. Baik potensi alam, budaya dan kreativitas serta inovasi masyarakatnya.

“Kalau sudah tumbuh desa wisata baru, maka pembicaraan selanjutnya adalah kualitas. Kualitas itu bentuk pelayanan bagaimana mengemas desa wisata itu bisa diterima masyarakat atau pengunjung, mulai dari akses jalan sampai dengan publikasi potensi desanya,” jelasnya.

Sinoeng berharap, dengan semakin banyak tumbuh desa wisata baru akan semakin memerkaya destinasi wisata di Jateng. Sehingga, wisata di Jateng semakin beragam dan wisatawan semakin banyak datang ke provinsi ini. (Bud)