ilustrasi

Semarang, Idola 92.6 FM-Bencana hidrometeorologis mulai melanda sejumlah daerah di Jawa Tengah. Hal ini membuat sejumlah pihak mendorong pemerintah bersama warga yang tinggal di kawasan rawan bencana, menguatkan sistem peringatan dini sebagai bagian penanggulangan bencana untuk mengurangi korban jiwa maupun materi.

Dengan penguatan sistem peringatan dini dalam penanggulangan bencana alam diharapkan bisa meminimalkan jumlah korban jiwa maupun harta ketika terjadi bencana.

Diketahui, bencana longsor melanda sejumlah wilayah di Jawa Tengah beberapa waktu belakangan ini. Dua daerah yang menjadi sorotan dan perhatian luas adalah bencana longsor di Kabupaten Cilacap dan Banjarnegara. Bencana tanah longsor di Cilacap dan Banjarnegara bahkan mengakibatkan korban jiwa—dan sebagian, masih dalam proses pencarian Tim SAR gabungan dan Pemda masing-masing.

Bencana tanah longsor di Kabupaten Cilacap terjadi pada Kamis (13/11), sekitar pukul 19.00 WIB. Musibah ini menimbun sejumlah rumah warga di Dusun Tarukahan dan Dusun Cibuyut, Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang. Sebanyak 16 warga meninggal dunia, dan tujuh orang lainnya masih dalam pencarian. Musibah longsor juga terjadi di Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Banjarnegara, Sabtu (15/11) sore. Puluhan rumah diterjang longsor–di mana beberapa warga ditemukan meninggal, dan puluhan warga lainnya diduga masih tertimbun dan hingga berita ini ditulis, proses pencarian dan evakuasi masih terus berlangsung Tim SAR gabungan.

Lalu, belajar dari bencana tanah longsor di Cilacap dan Banjarnegara yang yang menewaskan belasan orang, bagaimana memperkuat sistem peringatan dini kebencanaan di wilayah rawan bencana? Upaya mitigasi seperti apa yang perlu segera dilakukan untuk meminimalisir dampak bencana hidrometeorologi dan lemahnya daya dukung lingkungan?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber: Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan dan Dosen teknik geologi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Dr Indra Permanajati. (her/yes/dav)

Simak podcast diskusinya:

Artikel sebelumnyaBNPB Dorong Penyusunan Peta Risiko dan Penguatan Desa Tangguh Bencana
Artikel selanjutnyaIni Cerita Korban Selamat Longsor Situkung
Radio Idola Semarang
Radio Idola Semarang menghayati semangat Positive Journalism. Radio Idola Semarang, Memandu Dan Membantu.