Semarang, Idola 92.6 FM-Tiap tanggal 22 Desember, bangsa Indonesia memperingati Hari Ibu. Sebuah momentum yang tidak hanya dimaknai sebagai perayaan peran keibuan tetapi juga sebagai ruang refleksi tentang posisi, peran, dan tantangan perempuan Indonesia hari ini dan ke depan.
Tahun 2025 ini, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengusung tema “Perempuan Berdaya dan Berkarya, Menuju Indonesia Emas 2045.” Tema ini menegaskan bahwa perempuan bukan sekadar objek pembangunan melainkan subjek penting yang turut menentukan arah masa depan bangsa—baik di lingkup keluarga, pendidikan, ekonomi, hingga pengambilan kebijakan.
Namun di sisi lain, kita masih menyaksikan berbagai persoalan yang melingkupi kehidupan perempuan di Indonesia. Mulai dari ketimpangan akses pendidikan dan ekonomi, beban ganda dalam keluarga, hingga persoalan kekerasan berbasis gender yang belum sepenuhnya terselesaikan. Belum lagi tantangan budaya dan sistem sosial yang kerap membatasi ruang gerak perempuan untuk tumbuh dan berkarya secara optimal.
Ini semuanya tentunya menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia di tengah upaya menuju Indonesia Emas 2045.
Lalu, bagaimana memastikan perempuan benar-benar berdaya dan memiliki ruang aman untuk berkarya? Bagaimana pula membangun kesadaran bahwa keluarga adalah fondasi utama dalam tumbuh kembang anak-anak bangsa, sekaligus ruang awal pembentukan nilai kesetaraan gender?
Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber: Dr. Itje Chodidjah, M.A (Pakar Pendidikan) dan Prof Alimatul Qibtiyah (Profesor Kajian Gender, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta/komisioner Komnas Perempuan 2020-2024). (her/yes/dav)
Simak podcast diskusinya:













