Dua Tahun Menolak Pabrik Semen, Kartini Kendeng Gelar Doa

Aksi mengecor kaki di depan Istana Negara. (photo: bersatoe)

Semarang, Idola 92.6 FM – Aktivis yang dinamakan ‘Kartini Kendeng’ sebagai orang-orang yang giat menolak pembangunan pabrik semen di pegunungan karst Kendeng meliputi wilayah Kabupaten Rembang menggelar aksi doa bersama di halaman gedung DPRD Jawa Tengah, Kamis (16/6) siang.

Aksi yang mengambil tema “Ora Loyo Rong Tahun Mbelo Ijo Royo-Royo” atau diartikan “tidak pernah lelah dua tahun membela Lingkungan pegunungan Kendeng yang hijau” dilakukan dalam memperingati 2 tahun telah dilakukan aksi penolakan terhadap pembangunan pabrik semen.

Salah satu pegiat lingkungan Melanie Soebono bersama mahasiswa mendampingi Kartini Kendeng mengatakan, eksploitasi sumber daya alam (SDA) atas nama pembangunan hanya mengakibatkan kepunahan nilai-nilai ekologis di kawasan pegunungan karst.

“Kalau aksi ini masih belum bisa menggugah hati para pejabat, maka biarkan azab Tuhan yang bicara. Kami mendesak kepada para pejabat untuk ikut turun dan berada di tenda keprihatinan,” tegasnya ditengah-tengah aksi dibawah terik matahari.

Melanie menambahkan, bahwa proyek penambangan semen di kawasan karst akan meliputi wilayah Kabupaten Rembang, Pati, Grobogan, Blora, Wonogiri, Gombong, Ajibarang hingga Cilacap. Hal itu menurutnya akan merusak ekosistem wilayah yang berefek negatif.

Kini Kartini Kendeng meminta anggota DPRD Jawa Tengah untuk menetapkan kawasan pegunungan karst di Jawa sebagai kawasan lindung geologi. Selain itu, mereka menginginkan masyarakat agar dilibatkan dalam proses peninjauan kembali Perda Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029.

Sebelumnya pada Rabu (15/6), Kartini Kendeng juga sudah menghadap Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di kantor gubernur. Mereka mengenakan baju kebaya mengadu tentang kondisi nyata pegunungan karst Kendeng saat ini.

Bahkan beberapa waktu lalu, 9 Kartini Kendeng juga telah pergi ke Istana Negara untuk mengadu kepada Presiden Joko Widodo terkait hal ini. Namun mereka yang saat itu melakukan aksi mengecor kaki di depan Istana Negara tidak berhasil menemui presiden. (Budi Aries/Diaz Abidin/Heri CS)