Semarang, Idola 92.6 FM – Pengamat Ekonomi Universitas Katholik (UNIKA) Soegijapranata, Prof Andreas Lako menjawab posisi Rasio Gini di Indonesia pada angka 0.41-0.45 yang sudah mengkhawatirkan tidak lain disebabkan oleh tigkat kemisknan masyarakat Indonesia yang cukup tinggi. Dimana faktor kemiskinan salah satunya dipengaruhi oleh perilaku pebisnis yang tidak memihak.
โPerilaku bisnis (yang penting saya untung) sehingga tidak peduli dengan lainnya, kemudian factor kesenjangan dan beberapa lainnya,โ terangnya dalam diskusi Membangun Jawa Tengah, di Hotel Grasia Semarang, Kamis (28/7), pukul 07.00-09.00 WIB. dengan topik “Mendorong Lokomotif Perekonomian Jawa Tengah”.
Prof Lako melanjutkan, bahwa kemiskinan itu disebabkan oleh system. Seperti budaya masyarakat Indonesia yang menuntut kegiatan yang harus dilakukan sehingga memompa kantong masyarakat.
โSeperti misalnya pesta adat kematian di daerah tertentu seperti di Indonesia bagian timur,โ tukasnya.
Masih menyimak tema โBagaimana mendorong lokomotif perekonomian Jawa Tengahโ. Prof Lako menaruh harap akan peran perusahaan dalam tanggung jawab sosial Corporate Social Responsibility (CSR) utamanya apabila dimaksimalkan akan mampu membantu mengatasi masalah perekonomian masyarakat dan menurunkan Rasio Gini.
โKita bisa menggunakan CSR sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan, kemudian peran-peran lembaga keuangan untuk support pemerintah sperti OJK dan sebagainya,โ paparnya.