Pendidikan Vokasi Harus Sepadan dengan Dunia Kerja

Host Nadia Ardiwinata beserta narasumber Semarang Trending Topic on Stage Edisi Mei 2016 di Hotel Dafam Semarang.

Semarang, Idola 92.6 FM – Direktur Eksekutif Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati optimistis Pemerintah provinsi Jawa Tengah ke depan dapat menjadi pionir pendidikan vokasi (kejuruan) di Indonesia. Namun pendidikan vokasi di Jateng harus segera dibenahi.

Pendidikan Vokasi ini diharapkan mampu menjadi solusi problem struktural ketenagakerjaan. Namun, pemerintah harus memperhatikan konsep keterkaitan dan keberpadanan (link and match) antara dunia pendidikan dan dunia kerja. “Pendidikan vokasi harus link and match dengan kebutuhan industry,” ujar Eny dalam Semarang Trending Topic-Diskusi Membangun Jawa Tengah bertema “Jawa Tengah Untuk Indonesia; Berdayakan Vokasi Membangun Negeri,” yang diselenggarakan Radio Idola 92.6 FM bekerja sama dengan Plan International Indonesia, Selasa (10/5) pagi di Astoria Ballroom Hotel Dafam Semarang.

Selain Enny, juga hadir sebagai narasumber: Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko, Bupati Kudus H Musthofa, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jateng Frans Kongi, serta Perwakilan Plan Internasional Indonesia Irsyad Hadi.

Menurut Enny, kemauan pemerintah (good will) saja tidak cukup, namun memerlukan kerja nyata yang konkret. Minimnya anggaran memang menjadi kendala. Hal itu bisa diatasi dengan sinergi antarpihak. “Politik anggaran penting untuk mengatasi problem kualitas ketenagakerjaan. Soal tenaga terampil tidak cukup kalau hanya diserahkan pada pendidikan formal, perlu juga dari non-formal.”

Di sisi lain, Enny mengungkapkan, pendidikan Vokasi di Jateng harus segera dibenahi. Sebab, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, penyumbang terbesar angka pengangguran justru dari lulusan pendidikan vokasi. Porsinya sekitar 9 persen, jauh lebih tinggi dari lulusan SMA dan perguruan tinggi. Fenomena itu sangat dilematis mengingat sejak 2008 lalu, Jateng telah memproklamirkan diri sebagai provinsi vokasi agar lulusan pendidikan kejuruan bisa langsung mendapat pekerjaan.