Refleksi HUT ke-71 RI: Bagaimana Mengekspresikan Nasionalisme Dalam Tantangan Bangsa Saat Ini?

Ilustrasi. (photo: fotoku.org)

Semarang, Idola 92.6 FM – Setiap kali peringatan kemerdekaan RI, kita selalu dihadapkan pada sebuah pertanyaan. Apa makna kemerdekaan sesungguhnya bagi kita? Muncul pertanyaan pula yang kerapkali mengusik kita. Benarkah kita benar-benar telah merdeka? Bukankah, proklamator kita Bung Karno berujar, kemerdekaan hanyalah jembatan emas? Artinya hanya sebagai pengantar semata, bukan tujuan akhir? Ibarat perjalanan, masih ada perjalanan berikutnya yang harus ditempuh. Menyitir sajak Chairil Anwar: “Kerja belum selesai, kita belum apa-apa….”

Pertanyaan-pertanyaan tentang makna kemerdekaan dan benarkah kita telah merdeka? Ketika ditanyakan kepada setiap orang bisa jadi jawabannya akan berbeda-beda. Makna kemerdekaan bagi kaum petani akan berbeda dengan kemerdekaan seorang politisi. Makna kemerdekaan bagi seorang guru akan berbeda dengan seorang murid. Begitu pula kemerdekaan seorang jurnalis, aktivis HAM, ataupun polisi.

Kini setelah 71 tahun usia kemerdekaan Indonesia, kita pun juga terusik pada sebuah kata yakni nasionalisme. Bagi sebagian publik nasionalisme adalah rasa cinta terhadap tanah air Indonesia. Mengibarkan bendera, ikut upacara, dan larut dalam perayaan 17 Agustus menjadi ungkapannya. Namun, lunturnya identitas budaya masyarakat, korupsi, kemiskinan, dan menguatnya individualisme mengancam hal itu. Setiap kali peringatan hari kemerdekaan Indonesia, rasa nasionalisme bangsa Indonesia kembali dipertanyakan. Seperti halnya pertanyaan, apa makna kemerdekaan dan benarkah kita benar-benar telah merdeka. Di sisi formal, ritual upacara dan berbagai kegiatan perayaan hari ulang tahun kemerdekaan boleh jadi tetap dilaksanakan secara meriah. Mulai dari lomba balapan karung di pojok-pojok kampung hingga arak-arakkan mewah penuh suka cita di perkotaan. Namun, secara substansi, dengan segala problemnya bangsa, perayaan kebersamaan sebagai bangsa bisa jadi sedang mengalami berbagai penggerogotan. Namun, kita belum menyadarinya.

Nah, merefleksi 71 tahun usia kemerdekaan RI dan menakar makna nasionalisme, kami mengajak Anda untuk ikut urun rembug, berbagi pandangan dan bertukar pemikiran. Menurut Anda, bagaimana ekspresi dan wujud nyata nasionalisme dalam tantangan bangsa saat ini? Untuk membicarakan hal itu, kami juga berdiskusi bersama Alvin Lie, Nasionalis Lintas Etnis yang juga anggota Ombudsman Republik Indonesia, Ulil Abshar Abdalla-tokoh Islam Liberal di Indonesia, dan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga dalam kabinet Indonesia bersatu di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2004–2009), Adhyaksa Dault. (Heri CS)