Bagaimana Keluar Dari Tekanan Daya Beli Masyarakat Yang Menurun Pasca Kenaikan Tarif Dasar Listrik?

Semarang, Idola 92.6 FM – Pemerintah pada tahun ini melakukan pencabutan subsidi listrik secara bertahap. Pencabutan subsidi listrik ini dilakukan karena terdapat pihak yang dinilai tidak berhak menerima subsidi listrik. Akibatnya, tarif listrik rumah tangga dengan daya 900 Volt Ampere (VA) tahun ini mengalami penyesuaian.

Menurut pengamat ekonomi dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamuddin Daeng, penyesuaian subsidi listrik ini berdampak cukup besar bagi inflasi di Indonesia. Bahkan, inflasi secara tahunan pun tercatat meningkat dibandingkan tahun lalu. Kenaikan tarif dasar listrik dalam setengah tahun terakhir meningkatkan inflasi menjadi 4,9% dari rata-rata tahunan 3,2%.

Menurutnya, pemerintah perlu bekerja lebih keras untuk menjaga kestabilan inflasi pada tahun ini. Sebab, jika tidak maka hal ini akan berdampak pada terkurasnya daya beli masyarakat kecil. Sementara itu, Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai, penyesuaian tarif listrik ini dapat menyebabkan efek domino. Dengan kenaikan itu, biaya produksi barang-barang kebutuhan akan ikut naik.

Lantas, benarkah kenaikan tarif dasar listrik untuk pelanggan 900 Volt Ampere membuat daya beli masyarakat berada dalam tekanan? Bagaimana upaya yang mesti dilakukan untuk keluar dari situasi ini? Di sisi lain, sudah tepat sasaran pula kah pengalihan pencabutan subsidi listrik ini?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Radio Idola 92.6 FM berdiskusi dengan beberapa narasumber yakni: Enny Sri Hartati (Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) dan A Tony Prasetiantono, Kepala Pusat Studi Ekonomi & Kebijakan Publik UGM Yogyakarta. (Heri CS)

Berikut Perbincangannya: