Bagaimana Mengimplementasikan Pemuda Sebagai Penjaga Pancasila Dan Pembangun Peradaban?

Semarang, Idola 92.6 FM – Pancasila sepatutnya tidak hanya digunakan ketika menjawab persoalan keberagaman etnis dan agama semata. Namun pancasila juga harus mampu menjawab permasalahan ketimpangan pembangunan, kemiskinan dan keadilan sosial di Indonesia. Demikian salah satu hal yang mengemuka dalam Seminar Nasional yang digelar Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) bertajuk “Pemuda Sebagai Penjaga Pancasila dan Pembangun Peradaban” baru-baru ini di Gedung Joeang 45, Cikini, Jakarta Pusat.

Dalam seminar tersebut, Sekjen DPP PSI, Raja Juli Antoni, menilai bahwa di dunia saat ini, terdapat kecenderungan kuat adanya arus balik demokrasi yang terwujud dalam bentuk populisme. Bangkitnya populisme muncul di Inggris, Perancis, Jerman, serta Amerika Serikat yang dipicu oleh kebijakan kontroversial Donald Trump. Ia menjelaskan bahwa paham populisme mereduksi proses demokrasi dengan mengkonstruksi pemikiran publik, agar pilihan politiknya hanya berbasis pada sentimen primordialisme.

Bagi Raja Juli Antoni, kebangkitan populisme ini bertanggung jawab atas absennya kontestasi ideologi, konsep, serta program-program dalam proses demokrasi di Indonesia. Akhirnya yang muncul adalah propaganda sentimen primordial SARA dalam meraup suara konstituen. Pada akhirnya, populisme ini membunuh rasionalitas publik dalam berpartisipasi secara politik dalam proses demokrasi di Indonesia. Hal ini akan menjadi preseden buruk bagi kehidupan demokrasi Indonesia ke depan.

Lantas, bagaimana mengimplementasikan pemuda sebagai penjaga Pancasila dan pembangun peradaban? Bagaimana pula tetap merajut kerukunan antarumat beragama sebagai salah satu ikhtiar menjaga keutuhan bangsa? Bagaimana pula bentuk penguatan masyarakat sipil/ civil society) dan partai politik sebagai sarana untuk membendung Populisme di Indonesia?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, nanti kita akan berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Sahat Martin Philip Sinurat (Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI)) dan Raja Juli Anthoni (Sekjen DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI)). (Heri CS)

Berikut Perbincangannya: