Mengatasi Menurunnya Daya Beli Masyarakat

Semarang, Idola 92.6 FM – Penurunan daya beli masyarakat yang kerap disebut-sebut selama ini memang benar terjadi. Daya beli masyarakat sepertinya masih belum beranjak membaik. Setidaknya hal itu dirasakan oleh para pemain ritel tanah air. Faktanya, perolehan laba induk Indomaret terpangkas hingga 70%. Hal itu ditengarai karena menurunnya daya beli masyarakat.

Menurut Direktur Pemasaran PT Indomarco Pristama perusahaan yang menaungi Indomaret, Wiwiek Yusuf, kondisi daya beli nasional sedang lesu. Tetapi masing-masing sektor, terutama sektor mini market, mempunyai keunggulan tersendiri karena dekat dengan konsumen. Seperti diketahui, laporan keuangan sang induk yakni PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) kurang menggembirakan di semester I-2017. Laba bersihnya turun 71,03% dari semester I-2016 Rp 105,5 miliar menjadi Rp 30,5 miliar.

Namun, di sisi lain, Badan Pusat Statistik (BPS) menegaskan, kondisi daya beli masyarakat pada kuartal kedua tahun ini masih tetap terjaga, seiring dengan geliat ekonomi Indonesia yang masih bisa tumbuh 5,01 persen, Otorita statistik sekaligus membantah, telah terjadi penurunan daya beli. Senada, Bank Indonesia mengatakan masih terlalu dini jika beranggapan daya beli masyarakat saat ini menurun karena terjadi perubahan pola konsumsi terutama setelah berkembang pesatnya transaksi ekonomi digital.

Sebelumnya, Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menyatakan, dalam beberapa tahun terakhir Indonesia tengah mengalami penurunan daya beli masyarakat, meskipun Bank Indonesia (BI) mengklaim inflasi nasional berada dalam tingkat yang stabil rendah.

Lantas, apa sesungguhnya faktor yang membuat daya beli masyarakat menurun? Bagaimana pula upaya mengatasinya? Stimulus apa yang perlu segera dilakukan pemerintah untuk meredamnya?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, nanti kita akan berdiskusi dengan dua narasumber, yakni: Roy N Mandey (ketua umum APRINDO (Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia)) dan Enny Sri Hartati (Direktur Institute for development of Economics and finance (INDEF)). (Heri CS)

Berikut Perbincangannya: