20 tahun Reformasi, Bagaimana Mempercepat Pemenuhan Tujuan Reformasi di Sektor Ekonomi?

photo: thebuddy

Semarang, Idola 92.6 FM – Bulan ini kita memperingati 20 tahun reformasi. Kondisi perekonomian Indonesia pada saat krisis finansial 1997 babak belur sehingga seolah harus meminta dana talangan dari IMF. Dan, kini berangsur-angsur seiring berjalannya waktu, perekonomian Indonesia merangkak membaik. Indonesia menduduki peringkat ke-16 terbesar dunia dan satu-satunya negara Asia Tenggara dengan PDB menembus 1 triliun dollar AS.

Capaian itu memang cukup menggembirakan. Namun kita tak boleh berpuas dulu. Fakta lain, dalam sejumlah capaian—seperti Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kemajuan industri dan kualitas infrastruktur Indonesia kian tertinggal atau tersalip negara-negara tetangga. Indonesia juga mengalami dampak lebih parah dalam gejolak ketidakpastian global saat ini dan tertinggal dalam mengambil manfaat dari peluang-peluang baru ekonomi global.

Singkatnya, Indonesia bukan lagi istana pasir rapuh seperti 1997. Namun, 20 tahun Reformasi masih menyisakan sejumlah problem struktural yang ikut menyumbang kerentanan ekonomi Indonesia dewasa ini. Di antara problem itu basis ekspor yang belum terdiversifikasi dan masih sangat bergantung pada komoditas. Selain itu, kita juga belum mampu membalikkan gejala de-industrialisasi. Di sisi lain, kita juga menghadapi problem kesenjangan pendapatan dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Lantas, 20 tahun Reformasi ekonomi, bagaimana mempercepat peningkatan pembangunan ekonomi? Apa sesungguhnya yang membuat dalam dua dekade reformasi, fondasi ekonomi kita dinilai masih rapuh sehingga pertumbuhan ekonomi masih melambat? Apa pula yang membuat bangunan ekonomi di dalam negeri masih rawan terdampak gejolak ekonomi global? Ke depan, bagaimana mengatasi situasi ini?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Enny Sri Hartati (Direktur Eksekutif Institute for Development Of Economics And Finance (INDEF) dan Frans Kongi (Ketua Apindo Jateng). [Heri CS]

Berikut diskusinya:

Artikel sebelumnyaH-6 Lebaran Puncak Konsumsi BBM di Jateng-DIY
Artikel selanjutnyaKPU Jateng Siapkan Tema Debat Ketiga