Menatap Masa Depan Lingkungan Hidup di Tahun Politik

Semarang, Idola 92.6 FM – Di antara hiruk pikuk politik elektoral, muncul pertanyaan kritis tentang politik substantive yang belum banyak tersentuh. Sejatinya politik elektoral adalah jalan untuk menyelesaikan persoalan yang menyangkut hajat hidup orang banyak dan jalan mewujudkan kesejahteraan dan keselamatan rakyat. Lingkungan hidup merupakan salah satu masalah utama yang dihadap bangsa Indonesia.

Walhi mencatat, dari 2.175 kejadian bencana di 2017, sebanyak 95 persen merupakan bencana hidrometeorologi dan semakin menunjukkan situasi Indonesia dalam keadaan darurat ekologis. Sayangnya, angka dan fakta ini belum membuka mata banyak politisi bahwa persoalan penting dan menyangkut keselamatan hidup warga negara.

Pilkada yang sudah berjalan menunjukkan isu lingkungan hidup yang substantif atau akar masalah lingkungan hidup masih menjadi isu pinggiran. Secara umum dapat dinilai, paradigma calon kepala daerah masih belum berubah dalam melihat SDA dan lingkungan hidup. Paradigmanya tetap eksploitatif untuk mengejar pertumbuhan ekonomi meski dibumbui dengan kata berkelanjutan.

Lantas, bagaimana mendorong agar mereka ada kesadaran mengusung agenda ini? Akankah pemilu mampu melahirkan pemimpin yang berintegritas dan caleg yang memiliki kapasitas, komitmen, dan integritas dalam isu lingkungan hidup? Dalam agenda penyelamatan lingkungan yang ke depan kian kritis, apa yang bisa dilakukan civil society terkait dengan hal ini? Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang mewawancara Kepala Departemen Kampanye dan Perluasan Jaringan Eksekutif Nasional WALHI Khalisah Khalid. [Heri CS]

Berikut perbincangannya: