Meneropong Masa Depan Vokasi, Sudahkah Menjadi Jawaban Tantangan Dunia Kerja dan Menyongsong Puncak Bonus Demografi 2020-2030?

Semarang, Idola 92.6 FM – Pendidikan vokasi yang berpijak pada potensi lokal menjadi salah satu hal yang penting di era Revolusi Industri 4.0. Bukan saja untuk pengembangan wilayah melainkan juga menahan tenaga kerja produktif yang terampil untuk berkiprah di perdesaan tanpa melulu mengalir ke kota. Strategi ini relevan dengan upaya mendorong ekonomi rakyat di perdesaan agar menggeliat. Apalagi kita juga tengah menyongsong Puncak Bonus Demografi 2020-2030.

Namun, pada kenyataanya, hal itu seolah masih dalam angan-angan. Kita belum melihat upaya nyata. Padahal, sebagai negeri maritim sekaligus agraris potensi kita begitu melimpah. Indonesia yang memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia—kita idamkan mestinya memiliki banyak lembaga-lembaga atau industri rumahan berskala kecil atau besar yang mampu meningkatkan produksi garam produk lokal.

Di sisi lain, sebagai negeri maritim mestinya bidang perikanan dan kelautan juga tergarap melalui pendekatan vokasi—mulai dari hulu hingga hilir. Ibaratnya, dengan pendidikan vokasi, kita mampu berada pada posisi seimbang antara konsumsi dan produksi. Namun, sejauh ini, kita masih menjadi bangsa yang dominan mengkonsumsi ketimbang memproduksi. Hal itu pula yang menjadi salah satu faktor neraca perdagangan kita juga masih defisit.

Terkait vokasi, kita patut apresiasi upaya pemerintah meskipun belum membuahkan hasil optimal. Pemerintah saat ini menempatkan pendidikan vokasi sebagai arus utama dalam menjawab persoalan ketenagakerjaan. Pendidikan vokasi dipandang mampu berkontribusi dalam mendukung tenaga kerja berkualitas. Baru-baru ini pun, kita terhenyak dengan ide Presiden Jokowi untuk membuat Fakultas Kelapa Sawit dan Fakultas Kopi di perguruan tinggi Indonesia. Ini sesungguhnya sesuatu yang realistis atau sekadar ungkapan spontan sesaat. Kita patut tunggu perkembangannya.

Terlepas dari itu, Kementerian Koordinator Perekonomian sebenarnya telah menyusun peta jalan atau road map Kebijakan Pengembangan Vokasi di Indonesia 2017-2025 untuk memberi arah pengembangan vokasi di negeri ini. Selain itu, sejumlah terobosan sudah dilakukan terkait dengan pendidikan vokasi, termasuk membenahi sekolah menengah kejuruan (SMK), politeknik, dan balai latihan kerja (BLK). Namun, hasilnya belum membawa perubahan signifikan pada pendidikan vokasi. Dibutuhkan cara luar biasa agar vokasi mampu membawa bangsa ini pada kemajuan.

Lantas, meneropong masa depan vokasi—sudahkah menjadi jawaban tantangan dunia kerja dan menyongsong Puncak Bonus Demografi 2020-2030? Menakar tantangan dan peluang perjalanan Vokasi ke depan, apa sesungguhnya faktor penghambat yang mesti diatasi pemerintah? Sudahkah implementasi pendidikan vokasi mencerminkan isu ini sebagai salah satu arus besar pendidikan Pemerintah Presiden Joko Widodo?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Solihin (Ketua APINDO DKI Jakarta) dan Dr M Bakrun (Direktur Pembinaan SMK Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbub RI). (Heri CS)

Berikut diskusinya:

Artikel sebelumnyaCegah Penyakit di Masa Tua, Dinkes Jateng Ajak Lansia Rutin Cek Kesehatan
Artikel selanjutnyaBulog dan Pemprov Jateng Sinergi Kendalikan Harga Beras Medium