Mengoptimalkan Program Pendidikan Vokasi yang Link and Match antara Industri dan SMK?

Semarang, Idola 92.6 FM – Kementerian Perindustrian saat ini tengah gencar mendorong pengembangan pendidikan vokasi yang berorientasi pada kebutuhan pasar kerja (demand driven) saat ini. Upaya tersebut merupakan salah satu wujud pelaksanaan revolusi mental, sebagai gerakan nasional untuk membangun kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia, terutama dalam menghadapi era industri 4.0.

Pembangunan industri nasional tentunya memerlukan SDM yang kompeten guna memacu produktivitas dan daya saing. Apalagi tenaga kerja industri yang dibutuhkan sekarang semakin spesifik. Hal itu disampaikan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada Peluncuran Program Pendidikan Vokasi yang link and match antara industri dengan sekolah menengah kejuruan (SMK) untuk wilayah DKI Jakarta dan Banten. Airlangga menjelaskan, peluncuran program pendidikan vokasi menjadi tindak lanjut Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2016 tentang revitalisasi SMK. Diharapkan, seluruh SMK di Indonesia ke depannya dapat menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap kerja sesuai kebutuhan industri.

Lantas, bagaimana mengoptimalkan program pendidikan vokasi yang Link and Match antara industri dan SMK? Apa sesungguhnya kunci keberhasilan pendidikan vokasi kita dalam mencetak lulusan yang unggul dan berdaya saing tinggi di era industri 4.0? Sudah memadai pulakah kompetensi guru SMK kita dalam menopang program ini?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang mewawancara Enny Sri Hartati (Direktur Institute for development of Economics and finance (INDEF)). [Heri CS]

Berikut wawancaranya:

Artikel sebelumnyaWarga Kalipancur Buka Bank Sampah Anorganik
Artikel selanjutnyaMemperjelas Peran Lembaga Riset melalui Pembentukan Badan Riset Nasional