Bagaimana Memanfaatkan Lompatan Luar Biasa “Gemerlap” Ekonomi Internet agar Berkelanjutan, Merata, dan Meluas?

South East Asia

Semarang, Idola 92.6 FM – Perkembangan teknologi informasi membuka peluang-pekuang ekonomi baru. Segenap data tentang perkembangan ekonomi internet Tanah Air menunjukkan lompatan luar biasa. Sektor ini digadang-gadang mengakselerasi pertumbuhan ekonomi. Namun, ada tantangan dan pekerjaan yang mesti diselesaikan untuk mengoptimalkan dampaknya bagi perekonomian nasional.

Internet User in Indonesia

Merujuk pada data laporan e-Economy SEA 2019 oleh Google, Temasek Holding dan Bain & Co menyebut Indonesia dan Vietnam adalah penentu kecepatan pertumbuhan ekonomi internet Asia Tenggara. Tingkat pertumbuhannya lebih dari 40 persen per tahun dan tanpa sinyal pelambatan.

Indonesia Internet Economy

Ekonomi internet yang dimaksud adalah nilai barang dagangan (GMV) perjalanan daring, e-dagang, media daring, dan layanan angkutan berbasis aplikasi. Khusus Indonesia, ekonomi internet tumbuh empat kali lipat sejak 2015 menjadi 40 miliar dollar AS tahun 2019, dan diperkirakan menembus 130 miliar dollar AS tahun 2025. Laporan lain yang dilansir McKinsey, yakni The Digital Archipelago: How Online Commerce is Driving Indonesia’s Economic Development tahun 2008 menyebutkan, e-dagang di Indonesia menyumbang setidaknya 8 miliar dollar AS terhadap total pengeluaran konsumen tahun 2017.

Funding in Indonesia

Namun, di balik “gemerlap” angka-angka itu, perusahaan sektor ekonomi internet dibayangi tantangan. Terutama, tentang bagaimana menjaga bisnis agar tumbuh berkelanjutan. Namun, euforia terhadap teknologi digital sering kali menyangkal adanya tantangan itu.

Google e-Economy SEA 2019 Report

Download e-Economy SEA 2019 Report (klik!)

Lantas, bagaimana memanfaatkan lompatan luar biasa gemerlap ekonomi internet agar berkelanjutan, merata, dan meluas? Bagaimana pula mengatasi berbagai tantangan seperti menjaga bisnis agar berkelanjutan? Bagaimana pula mengatasi kesulitan pemerintah merumuskan mekanisme pemungutan pajak?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: M Ikhsan Ingratubun (Ketua Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) dan Nonot Harsono (Ketua Mastel Digital Akademi). (Heri CS)

Berikut diskusinya:

Artikel sebelumnyaMereview Upaya Pemerintah dalam Mengatasi Defisit Neraca Perdagangan
Artikel selanjutnyaMerefleksi Pemberantasan Korupsi Selama 2019 dan Menyambut Pimpinan baru KPK