Dampak Kronis Paparan Asap Kebakaran bagi Kesehatan dan Bagaimana Penanganannya?

Semarang, Idola 92.6 FM – Meski kabut asap telah sebulan lebih menyelimuti wilayah Jambi, para korban belum terjamah bantuan dan perlindungan. Puluhan ribu anak hingga lanjut usia terus terpapar asap tanpa dapat mengungsi. Kebakaran hebat yang melanda Hutan Lindung Gambut Sungai Buluh dan perkebunan sawit di sekitarnya mengakibatkan asap tebal.

Merujuk Kompas, (21/09/2019), warga enam desa yang berjumlah lebih dari 14 ribu jiwa di Kecamatan Mendahara Ulu Kab Tanjung Jabung Timur tak berdaya terpapar asap. Gubernur Jambi Fachrori Umar mengakui kabut asap sudah mengganggu aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat.

Sejauh ini, Pemerintah Provinsi Jambi telah meliburkan 3.552 sekolah akibat asap yang kian parah. Dinas Kesehatan diperintahkan untuk memberikan bantuan ambulans dan alat kesehatan untuk mendukung kelancaran petugas lapangan dalam memadamkan kebakaran hutan. Namun, belum ada bantuan bagi masyarakat korban terpapar asap.

Lantas, sebagai edukasi ke publik—sebenarnya, apa dampak buruk dari paparan asap kebakaran yang terus menerus? Upaya antisipasi seperti apa yang mestinya dilakukan pemerintah dan segenap pihak? Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang mewawancara Konsultan Paru dari Fakultas Kedokteran Undip/ RSUP dr Kariadi dr Fathur Nurcholis SpPD. (Heri CS)

Berikut wawancaranya: