Jelang Lebaran, Perlu Diwaspadai Kenaikan Harga Bahan Pokok Yang Tak Wajar

Kepala Dinperindag Jateng Arif Sambodo (dua dari kiri) melakukan pemantauan harga kebutuhan pokok di Pasar Karangayu Semarang, Kamis (23/5).

Semarang, Idola 92.6 FM – Kenaikan harga kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas) secara tidak wajar menjelang Lebaran perlu diwaspadai, terutama untuk komoditas-komoditas penyumbang inflasi.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah Arif Sambodo mengatakan pada saat H-5 sampai H-3 Lebaran nanti, pihaknya akan melakukan pemantauan fluktuasi harga komoditas di pasar-pasar tradisional. Sebab, pada masa itu sering dimanfaatkan pedagang untuk mremo dengan menaikkan harga dagangannya.

Menurutnya, hal itu sudah menjadi kebiasaan para pedagang ketika mendekati Lebaran untuk mencari untung lebih besar.

Namun demikian, jelas Arif, selama kenaikan harganya dianggap wajar maka tidak masalah. Oleh sebab itu, pihaknya telah menurunkan tim untuk selalu memantau pergerakan harga di pasar-pasar tradisional pencatat inflasi.

“Saya sudah menempatkan petugas-petugas pasar untuk selalu memantau pergerakan harga. Kalau untuk di Kota Semarang ada di lima pasar pantauan, sehingga begitu ada indikasi bahwa harga itu bergejolak kita bisa kerja sama dengan Bulog atau dengan para distributor tertentu untuk melakukan operasi pasar,” kata Arif ketika memantau pergerakan harga di Pasar Karangayu, Kamis (23/5).

Sementara, anggota DPR RI Amirul Tamim ketika kunjungan ke Semarang menyatakan selama masa Ramadan hingga Lebaran ini belum ada komoditas yang harganya bergejolak. Harga bawang putih yang sempat meroket di akhir Maret 2019, saat ini sudah berada di harga ideal. Sedangkan untuk harga cabai-cabaian, juga pergerakan harganya masih stabil.

“Dari hasil monitoring, sementara ini bisa kita pastikan bahwa stoknya cukup dan harganya masih stabil. Adapun kenaikan nanti menjelang H-3 Lebaran, itu saya kira masih wajar,” ucap Amirul.

Dirinya juga meminta kepada masyarakat, untuk berbelanja kebutuhan pokok menjelang Lebaran tidak perlu berlebihan dan sewajarnya saja. (Bud)