Mencari Jalan Terciptanya Rekonsiliasi untuk Menatap Tantangan Bangsa

Semarang, Idola 92.6 FM – Perhelatan Pemilu 2019 berada pada tahapan menentukan seusai hari pencoblosan. Polarisasi masih sangat tajam, karena terhubung dengan klaim kemenangan. Meski hampir semua lembaga yang menggelar hitung cepat dan exit poll mengunggulkan pasangan 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin, kubu 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada saat yang sama juga mendeklarasikan kemenangan.

Ekspresi politis dukung mendukung yang membuncah di ragam kanal warga juga tidak mereda. Bahkan, ada potensi mengeras seiring dengan ragam pernyataan elite yang kian memanaskan suasana. Menurut Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute Gun Gun Heryanto, titik didih politik inilah yang harus dijaga semua pihak agar tidak meledak menjadi manuver liar dan membahayakan demokrasi Indonesia.

Dalam situasi semacam ini, pertemuan di antara elite politik dan para tokoh masyarakat kini dibutuhkan untuk mewujudkan rekonsilitasi politik. Publik berharap memanasnya suhu politik ini tak menyita energi bangsa—mengingat kita ketahui begitu banyak persoalan bangsa yang sudah menghadang di depan mata.

Lantas, di tengah tensi politik yang masih memanas pasca Pemilu dan mencari jalan terciptanya rekonsiliasi untuk menatap tantangan bangsa. Ke mana arah pintu yang mungkin kita lalui? Dan apa buruknya kalau perselisihan masih berlarut-larut?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Feri Amsari, MH (Direktur Pusat Studi Konstitusi (Pusako) Universitas Andalas Padang/ Pakar Hukum Tata Negara Fakultas Hukum); Gun Gun Heryanto (Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute; Dosen Komunikasi Politik UIN Jakarta dan Anggota Dewan Pakar ISKI; dan Lana Soelistianingsih (Ekonom Samuel Aset Manajemen). (Heri CS)

Berikut Diskusinya: