Merajut Damai di Bumi Cendrawasih Papua, Benarkah Konflik yang Tersulut Berakar pada Rasisme dan Ketidakadilan?

Aksi Solidaritas Tolak Rasisme.

Semarang, Idola 92.6 FM – Bumi Papua kembali bergejolak dan menjadi sorotan bahkan sejumlah kantor berita asing juga mewartakan aksi demonstrasi yang berujung kerusuhan di Manokwari Papua Barat, beberapa waktu lalu. Peristiwa memprihatinkan ini dipicu insiden di Malang dan Surabaya. Kita bersyukur situasi di bumi Cendrawasih berangsur normal dan kondusif pasca insiden.

Namun, ternyata aksi unjuk rasa masih terjadi di sejumlah daerah dengan berbagai tuntutan. Kita patut menyesalkan rentetan peristiwa ini. Namun, tak sepenuhnya menyalahkan mereka. Tak pula mencari siapa yang salah. Membahas Papua sebagai isu tidak sederhana. Ada banyak kerumitan yang harus diurai perlahan. Kerusuhan di Papua bukanlah hal baru. Ada banyak rentetan peristiwa massa yang pernah terjadi. Mulai dari pelanggaran HAM, lingkungan, ketidakadilan, ketimpangan, dan sebagainya.

Lantas, unjuk rasa masih meluas di Papua; benarkah berakar pada rasisme dan ketidakadilan? Bagaimana jalan keluarnya? Apakah himbauan presiden utk “melupakan dan memaafkan” cukup menyelesaikan konflik ini? Menyoroti persoalan ini, Radio Idola Semarang berdiskusi dengan: Jimly Ashidiqie (Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi dan anggota DPD terpilih) dan Letjen (Purn) Kiki Syahnakri (Ketua Umum PP TNI Angkatan Darat). (Heri CS)

Berikut diskusinya: