Miliki Beragam Pilihan Energi, Iklim Usaha di Jateng Akan Maju

President Director Petragas Niaga Linda Sunarti menjelaskan jalur distribusi pipa gas yang akan masuk ke Jawa Tengah, Senin (29/4).

Semarang, Idola 92.6 FM – Selain kemudahan berinvestasi di Jawa Tengah, para calon investor juga akan mendapatkan kemudahan pasokan energi dalam menjalankan usahanya. Sehingga, pilihan energi yang digunakan bisa menjadi daya saing dalam berusaha.

Kepala Dinas ESDM Jateng Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan selama ini, para pengusaha di provinsi ini masih mengandalkan pasokan batu bara dalam berproduksi. Sebab, batu bara masih dianggap energi yang murah dan terjangkau bagi pengusaha.

Namun, jelas Sujarwanto, dengan masuknya jaringan gas milik Petragas Niaga dan Pertamina Gas akan menjadikan pilihan alternatif energi yang bisa dimanfaatkan para pengusaha di Jateng.

Menurutnya, para pengusaha akan mendapatkan suplai energi gas alam yang dibangun Petragas Niaga dan Pertamina Gas akhir 2019 nanti.

“Untuk penggunaan gas di Jawa Tengah se-Pulau Jawa ini termasuk yang terbelakang. Kalau Jawa Barat, Surabaya dan Jakarta sudah oke. Kita berterima kasih karena Petragas sudah menyelesaikan pembangunan jaringannya 98 persen. Jangkauan awal ini akan mengarah ke seputaran Kota Semarang, timur ke Demak dan sampai Kudus. Kalau ke barat itu di Kendal,” kata Sujarwanto, usai penandatanganan keyterm perjanjian jual beli gas antara Petragas Niaga dengan delapan industri di Jateng di Hotel PO Semarang, Senin (29/4).

Lebih lanjut Sujarwanto menjelaskan, dengan pasokan suplai gas alam dari Petragas Niaga dan Pertamina Gas ke Jateng akan membuat iklim investasi makin ke provinsi ini semakin terbuka. Pengusaha akan mendapat pilihan energi yang akan digunakannya, tidak hanya minyak dan batu bara tapi juga gas alam.

President Director Petragas Niaga Linda Sunarti menambahkan, pihaknya pada tahap awal nanti akan menyuplai kebutuhan gas bagi pengusaha di Jateng. Pihaknya juga akan menyediakan sarana infrastrukturnya berupa pipa dengan diameter 28 inci.

Saat ini, jelas Linda, pemenuhan gas yang dilakukan Petragas Niaga diperoleh dari Mother Station CNG di Jawa Timur. Sehingga, di tahap awal harga gas di Jateng akan lebih mahal bila dibanding di Jatim.

“Bahwa saat ini memang harga gas di Jawa Tengah itu saya akui cukup tinggi, di atas US$12. Kenapa? Karena kami menyupali menggunakan CNG dari Jawa Timur. Jadi, ada biaya kompresi gas dan biaya transportasi dari Surabaya, gresik ke Jawa Tengah. Ini yang membuat harga gas di Jawa Tengah cukup tinggi,” jelas Linda.

Namun demikian, Linda menjamin jika harga gas di Jateng akan lebih murah dan sama dengan Jatim dalam beberapa waktu depan. Sebab, setelah pipa distribusi selesai dibangun maka harga akan menyesuaikan. Termasuk, optimalisasi dua Mother Station di Semarang (Kaligawe dan Mangkang) yang bisa digunakan untuk menyalurkan gas industri di Jateng. (Bud)