Desa di Jateng Terus Kembangkan EBT Sebagai Energi Alternatif

Perangkat energi terbarukan dari gas rawa
Seorang teknisi melakukan pemeriksaan terhadap perangkat energi terbarukan dari gas rawa.

Semarang, Idola 92,6 FM – Sejumlah desa yang ada di Jawa Tengah, terus mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) sebagai energi alternatif. Energi ramah lingkungan yang dihasilkan itu, bisa dinikmati masyarakat Jateng secara murah dan bahkan gratis.

Kepala Desa Sidomulyo di Kecamatan Lebakbarang Kabupaten Pekalongan Suyanto mengatakan untuk aliran listrik di daerahnya, warga mendapatkan energi listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Hal itu dikatakan saat ditemui di kantornya, belum lama ini.

Suyanto menjelaskan, PLTMH merupakan bantuan dari pemprov pada 2019 lalu senilai Rp140 juta. PLTMH itu untuk mengaliri listrik di 80 rumah di dua dukuh, termasuk untuk lampu penerangan jalan hingga tempat ibadah dan sekolah.

Menurutnya, keberadaan PLTMH di desanya cukup membantu warga mendapatkan energi listrik murah.

“Kalau PLN itu tarifnya per kilometer tapi kalau ini tarifnya bulanan. Kalau tidak ada TV dan lemari es, hanya bayar Rp15 ribu sebulan, dan lampunya nyala terus siang malam. Tapi kalau ada TV dan lemari es itu Rp20 ribu sampai Rp25 ribu per bulan,” kata Suyanto.

Sementara itu Kades Bantar di Kecamatan Wanayasa Kabupaten Banjarnegara Eko Purwanto menjelaskan bahwa desa juga memanfaatkan EBT untuk kebutuhan sehari-hari. Yakni, pemanfaatan gas rawa untuk aktivitas memasak hingga penerangan rumah.

Menurutnya, ada 100 kepala keluarga yang mendapatkan manfaat dari gas rawa.

“Gas rawa ini sangat membantu bagi warga kami, karena dulu penggunaan gas elpiji sebanyak tiga tabung setiap bulan sekarang cukup banyak Rp20 ribu per KK sudah bisa menikmati gas,” ujar Eko.

Eko menjelaskan, banyak warga yang terbantu dengan keberadaan gas rawa di desanya. Sebab, bisa mengurangi beban pengeluaran rumah tangga setiap bulannya. (Bud)