Ratusan Juta Data Pribadi Warga Bocor di Pasar Global, Bagaimana Mestinya Negara Melindungi Data Pribadi Warganya?

Semarang, Idola 92.6 FM – Ahli Digital Forensik mengatakan 7,5 miliar data pribadi masyarakat telah bocor di seluruh dunia. Ratusan juta data pribadi yang telah teridentifikasi merupakan milik masyarakat Indonesia. CEO Digital Forensik Indonesia Ruby Alamsyah mengatakan dirinya menemukan 7,5 miliar data pribadi telah dijual di dark web dan deep web.

“7,5 miliar data pengguna di seluruh dunia telah bocor. Instansi kami telah memegang 5,5 miliar data untuk kepentingan riset. Dan, ratusan juta yang telah teridentifikasi merupakan milik Indonesia,” kata Ruby mengutip cnnindonesia.com (28/05/2019) saat diskusi Perlindungan Data Pribadi (PDP) di kantor Badan Siber Sandi Negara, Jakarta Selatan, Senin (27/5/2019).

CEO Digital Forensik Indonesia, Ruby Alamsyah.

Ruby mengatakan, pihak ketiga yang berkaitan dengan instansinya membeli data pribadi untuk riset bersama BSSN. Hal ini untuk mengidentifikasi sumber kebocoran data hingga penyebab kebocoran data. Ruby mengatakan beberapa data dari 7,5 miliar tersebut merupakan data yang telah disimpan sejak sekitar tahun 2004. Dan ada juga beberapa data yang telah bocor sejak 2017.

“Datanya ada yang sejak tahun 2017, ada yang sejak 2004. Isinya macam-macam, mulai dari nama, alamat, tempat dan tanggal lahir, email, nomor ponsel, password yang dienkripsi, hingga alamat IP,” kata Ruby. Ruby mengatakan, salah satu kebocoran data dialami oleh salah satu e-commerce berstatus unicorn di Indonesia.

Lantas, bagaimana persisnya? Kenapa data pribadi bisa bocor? Apa risiko jika data pribadi warga bocor semacam ini? Apa saja penyalahgunaan yang bisa terjadi jika data bocor ke seluruh dunia? Lalu, bagaimana mestinya ke depan, negara melindungi data pribadi warganya? Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang mewawancara CEO Digital Forensic Indonesia Ruby Alamsyah. (Heri CS)

Berikut wawancaranya: