Bagaimana Mengoptimalkan Sistem Belajar Mengajar di Rumah di Tengah Pandemi Corona?

Ilustrasi (by FamilySearch)

Semarang, Idola 92.6 FM – Kekhawatiran terhadap penularan virus corona membuat sejumlah pemerintah daerah memutuskan menghentikan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Di antaranya di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Metode belajar mengajar dalam jaringan (online) menjadi sarana penunjang kebijakan ini.

Kesuksesan belajar mengajar dalam jaringan terletak pada peran guru dan orangtua. Guru berperan mengarahkan target pembelajaran sedangkan orangtua mendampingi anak. Merujuk Kompas (18/03/2020), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mencatat lonjakan penggunaan aplikasi Rumah Belajar milik Kemendikbud sejak Senin 16 Maret lalu setelah Presiden Joko Widodo mengimbau masyarakat bekerja dan belajar di rumah untuk mengurangi potensi penyebaran virus corona baru.

Jumlah pengguna Rumah Belajar yang biasanya hanya 20 ribuan tiba-tiba naik hingga 300 ribuan pengguna sehari. Antusiasme pemanfaatan aplikasi kegiatan belajar-mengajar (KBM) juga tampak pada aplikasi Kelas Pintar yang penggunanya naik hingga 50 persen.

Menurut Kepala Pusat Data dan Informasi Kemendikbud Gogot Suharwoto meski tersedia aplikasi pembelajaran, kunci sukses KBM daring terletak pada peran guru dan orangtua. Guru harus mengarahkan target pembelajaran anak dan terus memantau, sementara orangtua juga perlu mendampingi anak belajar. Lantas, bagaimana mengoptimalkan sistem belajar mengajar di rumah di tengah Pandemi Corona? Prasyarat apa saja yang diperlukan agar metode belajar mengajar di rumah ini, betul-betul efisien dan tepat sasaran? Mengulas ini, radio Idola Semarang mewawancara Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI) Muhammad Ramli Rahim. (Heri CS)

Berikut wawancaranya: