Bagaimana Menjaga Optimisme di Tengah Tekanan Ancaman Resesi Global?

Semarang, Idola 92.6 FM – Dalam pertemuan tahunan Bank Indonesia 2019 beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo menganalogikan kondisi Indonesia saat ini seperti Chuck Noland yang diperankan aktor Tom Hanks dalam film Cast Away (2001). Noland terdampar di sebuah pulau tak berpenghuni—sehingga harus mampu beradaptasi dan bertahan hidup agar dapat keluar dari pulau itu.

Menurut Presiden, saat ini, posisi Indonesia juga sedang menghadapi kondisi ekonomi global yang tidak ramah seperti halnya yang dialami Noland. Perang Dagang yang meluas, diawali Amerika Serikat dan China dan kemudian merembet ke negara-negara lain. Menurut Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia—Junanto Herdiawan, kalau dulu kita bicara soal globalisasi dan perdagangan terbuka, kini beberapa negara justru menerapkan kebijakan anti-globalisasi. Jargon globalisasi meredup karena setiap negara lebih mendahulukan kepentingan ekonomi dalam negeri ketimbang membuka diri.

Di sisi lain, pada tahun 2020 ini, perbankan nasional menghadapi berbagai persoalan di tengah ancaman resesi global. Staf Ahli Pusat Studi BUMN—Paul Sutaryono mengemukakan, beberapa tantangan itu, yakni: Pertama, tekanan eksternal perang dagang antara AS dan China yang masih terus berlangsung. Bahkan, kini AS akan menaikkan tariff impor pada produk ekspor Prancis. Ini sebagai balasan terhadap Prancis yang memungut pajak digital terhadap perusahaan AS seperti Facebook dan Google.

Kedua, tekanan eksternal lain berupa suku bunga acuan AS walau bank sentral AS (The Fed) tetap mempertahankan suku bunga acuan pada 1,5-1,75 persen. Ketiga, ancaman resesi sudah di depan hidung. Di kalangan G-20, lima negara (Inggris, Italia, Jerman, Meksiko, dan Brasil) di ambang resesi. Dari lima negara yang menurut Morgan Stanley pada 2013 dianggap rapuh (fragile five), satu negara Turki, resmi memasuki resesi dan empat lainnya (Indonesia, Italia, Brasil, dan Afrika Selatan) melambat.

Lantas, melihat situasi krisis ini, bagaimana menjaga optimisme di tengah tekanan ketidakpastian ekonomi global dan ancaman resesi global? Bagaimana upaya bertahan di tengah kondisi ekonomi global yang tidak ramah?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu Radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia Junanto Herdiawan dan Ekonom/ Rektor Universitas Indonesia Prof Ari Kuncoro. (Heri CS)

Berikut diskusinya:

Artikel sebelumnyaKapal Nelayan Siap Jaga Wilayah Teritorial Natuna
Artikel selanjutnyaBagaimana Keluar dari Krisis Natuna?