Kemenparekraf Siapkan Sertifikat Bagi Destinasi Wisata Yang Lolos dan Taat Protokol Kesehatan

Vincensius Jemadu (dua dari kanan)
Direktur Pemasaran Pariwisata Regional I Kemenparekraf Vincensius Jemadu (dua dari kanan) bersama rombongan Forum Wartawan Pariwisata Jakarta mengunjungi kantor gubernur Jateng, kemarin.

Semarang, Idola 92,6 FM – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan memberikan sertifikat kepada pengelola destinasi wisata maupun tempat penginapan dan restoran serta pihak yang terlibat di bisnis pariwisata, jika lolos dan mampu menaati protokol kesehatan di masa pandemi ini. Protokol kesehatan yang diterapkan itu mengacu pada aturan yang dibuat pemerintah, maupun protokol kesehatan secara internasional.

Direktur Pemasaran Pariwisata Regional I Kemenparekraf Vincensius Jemadu mengatakan sertifikasi yang akan dikeluarkan pihaknya itu, untuk memberikan kualitas perlindungan kesehatan kepada masyarakat di bidang pariwisata. Sehingga, destinasi wisata di Indonesia yang akan dikunjungi wisatawan terjaga kebersihan dan kesehatan serta aman dari paparan COVID-19.

Vincensius menjelaskan, dengan adanya rencana untuk membuka destinasi pariwisata maka harus dilihat sejauh mana implementasi protokol kesehatan di Jawa Tengah. Dari hasil kajian dan pemantauan di lapangan, secara umum Pemprov Jateng sangat tegas soal protokol kesehatan dalam membuka destinasi wisata.

Menurutnya, sikap tersebut sangat diapresiasi dan harus diputuskan secara hati-hati di masa pandemi. Sehingga, secara kesehatan tetap terlindungi dan geliat pariwisata kembali pulih secara bertahap.

“Dalam waktu dekat ini kan Kementerian Pariwisata akan mengeluarkan sertifikasi. Cleanliness, health, safety and environment. Kita akan keluarkan sertifikat, tetapi dengan persyaratan yang sangat ketat. Sertifikat itu diberikan kepada pengelola wisata, hotel, restoran dan lain-lain yang berkaitan dengan pariwisata,” kata Vincensius saat berkunjung ke kantor gubernuran, kemarin.

Sementara Gubernur Ganjar Pranowo menjelaskan, pihaknya tidak ingin gegabah di dalam membuka destinasi pariwisata di Jateng. Karena, semua harus diperhitungkan secara matang dan dilakukan uji coba sesuai protokol kesehatan.

“Pesannya kira-kira kalau piknik jaga kesehatan ya, tetap taati protokol ya. Para pengelola wisata atur dengan baik ya. Caranya seperti apa, pasti semua sudah tahu berdasar regulasi yang ada. Kalau percontohan yang paling siap pertama ya Borobudur,” ujar Ganjar.

Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, saat ini sudah cukup banyak pengelola wisata di Jateng mengajukan izin untuk membuka kembali obyek wisata. Namun ketentuannya sangat ketat, dan apabila tidak bisa menaati akan ditutup kembali. (Bud)