Komaidi: Pertamina Harus Eksplorasi Cadangan Minyak Untuk Kebutuhan Dalam Negeri

Komaidi Notonegoro
Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif Refominer Institute.

Semarang, Idola 92,6 FM – Pada 2025 mendatang, diprediksi terdapat selisih kurang antara konsumsi bahan bakar minyak (BBM) terhadap produksi kilang dalam negeri. Totalnya mencapai 55.345.940 Kilo Liter (KL). Meski Indonesia mempunyai cadangan operasional selama 20 hari, namun Indonesia tidak mempunyai cadangan strategis.

Direktur Eksekutif Refominer Institute Komaidi Notonegoro mengatakan untuk menghadapi proyeksi itu, maka Pertamina harus mengoptimalkan cadangan minyak dalam negeri. Yakni, dengan melakukan perkuatan di bagian hulu atau eksplorasi minyak mentah.

Menurutnya, keuangan Pertamina harus sehat untuk bisa mengelola dan mengeksplorasi bagian hulu.

Komaidi menjelaskan, selama ini modal yang dimiliki Pertamina sebagian besar difokuskan pada sektor hilir. Padahal, jika kondisi ini terus dibiarkan akan terjadi penurunan produksi dan meningkatnya impor minyak mentah.

“Kalau Pertamina tidak ada ruang untuk melakukan ekspansi di hulu, otomatis terus bergantung pada impor minyak mentah. Yang jangka panjang, akan memberatkan tidak hanya Pertamina tetapi juga negara. Sehingga, produksi makin lama makin turun dan diperkirakan pada 2023 akan lebih rendah dari produksi sekarang,” kata Komaidi di Semarang, kemarin.

Lebih lanjut Komaidi menjelaskan, jika produksi berkurang sementara konsumsi bertambah akan membuat impor minyak mentah meningkat. Sehingga, eksplorasi di bagian hulu menjadi kunci mengatasi persoalan untuk menambah cadangan minyak dalam negeri.

“Jadi, kuncinya di bagian hulu diperkuat dan investasi ditambah. Sampai dengan sekarang saja, cadangan minyak terbukti kita sekitar 3,5 miliar barrel. Sedangkan potensi minyak, diinformasikan ada 20 miliar barrel,” pungkasnya. (Bud)