Mendes PDTT Tetapkan Desa Jatisobo Sukoharjo Percontohan Desa Inklusi

Menteri Desa PDTT Abdul Halim Iskandar
Menteri Desa PDTT Abdul Halim Iskandar (duduk berbaju merah) menghadiri pencanangan desa inklusi di Desa Jatisono di Kabupaten Sukoharjo.

Semarang, Idola 92,6 FM – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi menetapkan Desa Jatisobo di Kabupaten Sukorharjo, menjadi menjadi percontohan desa inklusi. Desa Jatisobo merupakan desa binaan dari dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama) bersama Kemendes PDTT.

Menteri Desa PDTT Abdul Halim Iskandar mengatakan Desa Jatisobo bisa menjadi percontohan bagi desa lainnya di Indonesia, untuk menjadi desa inklusi. Sebab, desa inklusi merupakan representasi dari kebhinnekaan bangsa Indonesia. Sehingga, dengan desa inklusi ini maka semua perbedaan yang ada di desa tidak menghalangi masyarakat membangun daerahnya.

Abdul menjelaskan, saat ini sudah ada banyak desa yang menjadi desa inklusi tetapi belum terkoordinir. Sehingga, UGM dan Kagama bersama Kemendes PDTT mencoba untuk menginisiasi dan membantu dengan cara baru.

Menurutnya, lewat desa inklusi di Desa Jatisobo ini bisa dijadikan percontohan untuk program inklusi desa di seluruh Indonesia.

“Dalam rangka pencanangan desa inklusi yang digagas Kagama UGM bersama Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi tentu saya sangat bangga dan bahagia. Karena memang desa inklusi itu sangat dibutuhkan, untuk dikembangkan terus menerus. Kenapa, karena desa inklusi adalah miniatur dari kebhinnekaan bangsa Indonesia. Kalau kemudian desa-desa kita di Indonesia ini memiliki keragaman dan saling menghormati betapa indahnya,” kata Abdul Halim, kemarin.

Lebih lanjut Abdul menjelaskan, dengan desa inklusi ini maka seluruh desa di Indonesia bisa membangun desa secara bersama. Sehingga, tidak lagi berbicara soal suku maupun agama dan ras.

Sementara Kepala Desa Jatisobo, Darmanto menambahkan bahwa seluruh masyarakat dilibatkan dalam pembangunan desa. Termasuk kaum difabel di desanya yang berjumlah 85 orang, ikut dilibatkan berkontribusi dan berpartisipasi. (Bud)