Merangkul Potensi Anak Negeri untuk Mengatasi Pandemi Corona

Ilustrasi Test

Semarang, Idola 92.6 FM – Seorang pengusaha dari Indonesia yang bernama Santo Purnama, berhasil mengembangkan alat tes mandiri untuk virus corona COVID-19 hanya dalam waktu 4 bulan. Hebatnya lagi, alat itu telah lulus lisensi edar di Eropa, Amerika Serikat, dan India.

Dengan alat ini, setiap orang bisa mengetes apakah dirinya terinfeksi atau tidak, cukup dari rumah. Waktu pengetesan hanya sekitar 10 menit. Harganya juga terjangkau, hanya Rp160.000 per unit. Santo mengembangkan teknologi pengetesan COVID-19 melalui perusahaannya, Sensing Self, yang berbasis di Singapura.

Santo Purnama
Santo Purnama, pengembang alat tes mandiri untuk virus corona COVID-19 asal Indonesia.

Alat rapid test Sensing Self ini resmi diproduksi sejak bulan Februari lalu dan telah mendapatkan lisensi edar dari Eropa (mendapatkan sertifikasi CE), India (disetujui oleh National Institute of Virology dan Indian Council of Medical Research), serta Amerika Serikat. Untuk pasar Amerika Serikat, FDA telah memberikan persetujuan bagi alat tes Sensing Self, dengan syarat bahwa penggunaannya harus dilakukan di lembaga medis formal.

Sementara itu, India, yang memiliki ribuan kasus positif COVID-19, telah memesan alat tes cepat Sensing Self sebanyak 3 juta unit. Sebagai orang Indonesia, Santo mengaku siap membawa alat tes ini untuk membantu Pemerintah Indonesia mengatasi pandemi corona. Sayangnya, dia masih belum mendapat persetujuan dari pihak berwenang.

Lantas, kenapa sosok seperti Santo Purnama tidak segera dirangkul oleh Pemerintah untuk mengatasi Pandemi Corona/ padahal alat rapid test yang kita miliki juga terbatas? Hal lain apa pula yang mesti dilakukan untuk menggerakkan civil society dalam upaya bersama-sama memutus rantai penyebaran virus corona? Mendiskusikan ini, radio Idola Semarang mewawancara Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya Prof Masdar Hilmy. (Heri CS)

Berikut podcast wawancaranya: