Pemprov Desak Proyek Strategis Nasional Pipa Transmisi Gas Bumi Dilanjutkan

Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa (kanan)
Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa (kanan) menyerahkan cinderamata kepad Gubernur Ganjar Pranowo usai menggelar rapat koordinasi percepatan pembangunan pipa transmisi gas bumi Cirebon-Semarang, Selasa (11/8).

Semarang, Idola 92,6 FM – Pembangunan pipa transmisi gas bumi ruas Cirebon-Semarang yang telah ground breaking sejak 7 Februari 2006, belum ada kejelasan status percepatan penyelesaiannya. Oleh karena itu, Pemprov Jawa Tengah mendesak kepada pemenang lelang Proyek Strategis Nasional (PSN) bisa segera menyelesaikan.

Gubernur Ganjar Pranowo menanyakan komitmen pemenang lelang proyek tersebut, agar segera menyelesaikan sesuai kesepakatan awal. Sehingga, mampu mendukung roda perekonomian di wilayah Jateng dan Jawa Barat.

Menurutnya, tidak ada alasan menunda proyek yang sudah ditetapkan sebagai andalan nasional dalam mendukung sektor energi dalam negeri.

“Maka kalau kita melihat ada target-target yang mesti kita selesaikan, saya akan bantu. Kesulitan bapak ibu apa, agar kita bisa melakukan sebuah konsolidasi usahanya. Dan bisa diketahui, kami di Jateng ada Jateng Petro Energi yang siap membantu,” kata Ganjar saat membuka rapat koordinasi Percepatan Pembangunan Pipa Transmisi Gas Bumi Ruas Cirebon-Semarang, Selasa (11/8).

Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa menambahkan, pihaknya bakal mendorong PT Rekind sebagai pemenang lelang dan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) penyuplai gas untuk segera merealisasikan proyek pembangunan transmisi gas bumi ruas Cirebon-Semarang.

“Karena yang punya alokasi gas ini adalah PGN, dan kami sudah panggil Rekind sejak 2017-2018 menyatakan masih siap melanjutkan. Kalau ini kebangun, maka pertumbuhan ekonomi kawasan yang ada di Jawa Tengah akan luar biasa. Kalau menggunakan gas, ini clean dan harganya murah,” ujar Fanshurullah.

Lebih lanjut Fanshurullah menjelaskan, apabila proyek tersebut bisa diselesaikan sesuai komitmen akan memberikan jaminan ketersediaan energi bagi semua pihak. Termasuk, mendukung program diversifikasi energi untuk mengurangi ketergantungan impor bahan bakar bersubsidi. (Bud)