Pemprov Jateng Minta Tidak Ada Lagi Pengusiran Perawat Dari Tempat Tinggalnya

Ganjar saat melakukan video call dengan perawat
Gubernur Ganjar Pranowo saat melakukan video call dengan perawat yang mendapat perlakuan pengusiran dari tempat kosnya.

Semarang, Idola 92,6 FM – Reda dengan penolakan jenazah tenaga medis akan dimakamkan di tempat permakaman umum, sekarang muncul lagi adanya pengusiran tenaga medis dari tempat kosnya. Ketiga perawat yang diusir itu merupakan tenaga medis di RS Bung Karno Surakarta, dan menjadi rumah sakit darurat penanganan COVID-19.

Gubernur Ganjar Pranowo mengaku sudah mendapatkan laporan dari kejadian itu, dan telah meminta sejumlah pihak terkait untuk menangani masalah tersebut. Saat ini, ketiga perawat itu sudah berada di RS Bung Karno dan menempati salah satu ruangan di rumah sakit itu.

Ganjar menjelaskan, edukasi memang harus ditingkatkan agar tidak terjadi peristiwa serupa di daerah lain. Pemprov juga sudah menyediakan tempat khusus yang bisa digunakan tenaga medis, untuk tinggal sementara atau sebagai tempat isolasi bagi perawat maupun dokter yang terpapar virus Korona.

Menurutnya, lokasi yang disiapkan itu merupakan aset dari Pemprov Jateng. Misalkan di Kota Solo ada di bekas kantor Bakorwil dan di Kota Semarang ada di Hotel Kesambi Hijau.

“Satu memang pemahaman publik soal ini masih jauh, sehingga mungkin mereka sangat dipengaruhi berita-berita menakutkan. Tapi, seandainya pemahaman edukasi ini terus dilakukan kepada masyarakat mungkin menjadi lebih baik. Dugaan saya, tidak akan terjadi semacam ini,” kata Ganjar, Selasa (28/4).

Salah satu perawat, Siska menjelaskan awal mula dirinya dan dua tempatnya diminta segera pindah dari tempat kos. Karena syok, ia dan kedua temannya langsung menghubungi pihak rumah sakit tempatnya bekerja untuk dijemput.

“Terus tiba-tiba di WA sama ibu kos, intinya diminta pergi cari kos yang lebih aman. Posisi rumah sakit kita itu kan untuk rujukan COVID-19, mungkin dari ibu khawatir terus kita disuruh pergi. Ya kami kecewa, karena itu dadakan dan kami juga baru bangun tidur,” ujar Siska.

Saat ini, dirinya bersama kedua temannya sudah tenang karena permasalahan tersebut telah ditindaklanjuti pemerintah. Dirinya berharap, masyarakat tidak memberikan stigma negatif terhadap para tenaga medis yang berjuang dan merawat pasien COVID-19. (Bud)

Artikel sebelumnyaBagaimana Menyongsong “Kenormalan Baru” di Dunia Pendidikan dan Merumuskan Ulang Model Pembelajaran Jarak Jauh di Sekolah?
Artikel selanjutnyaDinkes Jateng Ingatkan Masyarakat Yang Puasa Tetap Perhatikan Nutrisi di Tengah Pandemi