Jembatan Rembun Dikebut Pengerjaannya

Jembatan Rembun di batas Kabupaten Pekalongan dengan Pemalang
Gubernur Ganjar Pranowo (kiri) melihat progres pembuatan jembatan Rembun di batas Kabupaten Pekalongan dengan Pemalang.

Semarang, Idola 92,6 FM – Amblesnya Jembatan Rembun penghubung jalur Pantura Pekalongan dan Pemalang, membuat mobilitas masyarakat sekitar menjadi terhambat. Sehingga, pengerjaan Jembatan Rembun dikebut guna memerlancar mobilitas masyarakat setempat.

Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Jateng-DIY Satriyo mengatakan saat ini progres pengerjaan Jembatan Rembun, sudah mencapai 40 persen dan melebihi dari target sebelumnya 30 persen. Dengan capaian itu, pihaknya optimistis jika Jembatan Rembun bisa diselesaikan pada akhir Februari 2021 nanti.

Satriyo menjelaskan, amblesnya Jembatan Rembun ini mengakibatnya akses masyarakat terganggu. Sebab, hanya dibuka satu lajur dan jalur Semarang-Jakarta mengalami ketersendatan.

Selain terganggunya akses jalan, progres pengerjaan juga mengalami hambatan. Sehingga, pihaknya mengharuskan seluruh pekerja lembur 24 jam.

“Awalnya ini selesai di pertengahan Maret, tapi kami upayakan akhir Februari ini selesai. Untuk saat ini di contraflow, dan kita kebut supaya bisa cepat selesai. Ini lembur 24 jam, dan kendalanya cuaca hujan saja,” kata Satriyo, kemarin.

Sementara itu Gubernur Ganjar Pranowo menyatakan, ada banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan terkait amblesnya Jembatan Rembun. Oleh karena itu, perbaikan Jembatan Rembun harus bisa diselesaikan sesuai jadwal.

Menurut Ganjar, Jembatan Rembun ini merupakan penghubung jalur Pantura di batas daerah Kabupaten Pekalongan dan Pemalang.

“Cara kerjanya rock and roll semua ini. Jadi targetnya kayaknya akan bisa maju dengan bekerja 24 jam, dan sistem penanganannya bagus ya. Sekarang tinggal install saja. Saya kira manajemennya yang baguslah. Ini pengalaman yang mudah-mudahan nanti bisa melakukan pekerjaan ini dengan cepat,” ujar Ganjar.

Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, persoalan amblesnya Jembatan Rembun menjadi catatan semua pihak. Tidak hanya Kementerian PUPR, tetapi juga dari Kementerian Perhubungan. Sebab, amblesnya Jembatan Rembun lebih banyak disebabkan karena kendaraan over muatan. (Bud)