Kapolda Perintahkan Bid Dokkes Pantau Kesehatan Warga Pengungsi

Kapolda Jateng
Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi saat meninjau warga yang tinggal di tenda pengungsian di Kelurahan Pojoksari Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang.

Semarang, Idola 92,6 FM – Polda Jawa Tengah mengerahkan dapur lapangan milik Brimob untuk membantu warga pengungsi di Kabupaten Semarang, Selasa (25/10) sore. Sedangkan Bid Dokkes Polda Jateng diminta berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat, untuk pemantauan kesehatan warga di tempat pengungsian.

Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi mengatakan selain mengerahkan dapur lapangan milik Brimob, jajarannya juga menyerahkan bantuan bahan makanan pokok dan bingkisan kepada warga di tempat pengungsian. Tujuannya, agar warga tetap dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari meski harus tinggal di tenda untuk mengantisipasi adanya gempa susulan.

Kapolda menjelaskan, untuk saat ini gempa Swarm yang terjadi di wilayah Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga tidak berdampak serius terhadap keberadaan bangunan atau rumah milik warga. Masyarakat yang memilih tinggal di tenda pengungsian, hanya merasa trauma karena rentetan gempa Swarm tersebut.

Menurutnya, hasil laporan dari Polres Semarang juga tidak ada laporan bangunan roboh akibat gempa Swarm. Namun, ada 96 pasien di RSU Ambarawa yang dipindahkan karena gedung tempat perawatan mengalami keretakan.

“Memang ada beberapa tempat atau ada tiga tempat, yang terimplikasi gempa. Dari delapan kecamatan itu, tiga kecamatan ada pengungsinya. Ada 200 orang dewasa dan 80 anak-anak di Kecamatan Banyubiru. Kita lakukan pengecekan yang pertama adalah protokol kesehatan, rata-rata sudah vaksin dua kali. Yang kedua, saya perintahkan kabid dokkes koordinasi dengan dinas terkait baik itu TNI maupun pemerintah untuk melakukan pemantauan,” kata kapolda.

Lebih lanjut kapolda meminta kepada jajaran Polres Semarang bekerja sama dengan TNI dan pemerintah daerah setempat, untuk terus melakukan pengawasan dan pemantauan protokol kesehatan warga di tempat pengungsian. Tujuannya, agar menghindarkan atau mencegah adanya klaster COVID-19 di tempat pengungsian.

“Yang saya tekankan kepada anggota, untuk selalu memonitor kegiatan masyarakat di tempat pengungsian kaitannya dengan protokol kesehatan. Yang paling penting itu masker jangan lupa, dan menjaga jarak,” pungkasnya. (Bud)