Kemenkes Terus Waspadai Penyebaran Varian Omicron

Omicron Variant
ilustrasi/istimewa

Jakarta, Idola 92.6 FM – Kementerian Kesehatan RI terus mewaspadai penyebaran Covid-19 varian Omicron atau B.11.529. Apalagi, pada Rabu 15 Desember kemarin, varian Omicron sudah terdeteksi di Indonesia. Di sisi lain, Organisasi Kesehatan Dunia-WHO sudah mencatat, varian Omicron telah menyebar di 76 negara.

Hal itu dikatakan Siti Nadia Tarmizi, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI, dalam jumpa pers virtual, Rabu 15 Desember 2021.

“WHO melaporkan, per tanggal 15 Desember sudah ada 76 negara yang melaporkan telah menemukan kasus Omicronbaik yang diperoleh dari para pelaku perjalanan maupun yang diperoleh dari komunitas. Yang artinya, kemungkinan sudah ada penularan di tingkat masyarakat kasus positif Omicron tanpa ada riwayat perjalanan ke luar negeri,” kata Siti Nadia Tarmizi.

Sebagai edukasi publik, Siti Nadia menjelaskan bahwa virus Omicron memiliki tingkat penularan berkali-kali lipat lebih tinggi dibanding varian delta.

“Beberapa hasil studi telah dilaporkan ke WHO terkait Omicron ini, seperti di Inggris yang menemukan bahwa kecepatan penularan Omicron, 3 kali lipat lebih tinggi dibanding dari varian delta. Selain itu, kasus re-infeksi dan juga kasus dengan rwayat vaksinasi juga ditemukan, sehingga menguatkan dugaan sebelumnya bahwa varian Omicron ini mampu menghindar dari sistem kekebalan tubuh manusia,” ujar Siti Nadia Tarmizi.

Sementara itu, sebagai upaya menangkal penyebaran varian virus corona termasuk Omicron, Dr Hermawan Saputra, Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) mengatakan, masyarakat harus tetap disiplin pada protokol kesehatan. Selama Pandemi Covid-19 masih ada, protokol kesehatan tidak boleh diabaikan.

“Kalau ditanya, bagaimana cara kita sebagai individu atau masyarakat untuk mencegahnya? Sama. Protokol yang 3 M minimal, atau yang 5 M. Jadi, yang namanya penjagaan jarak antara satu dengan yang lainnya, terbiasa mencuci tangan, atau berperilaku hidup yang bersih dan sehat, itu tidak boleh diabaikan. Jadi, semua harus tetap menjaga selama pandemi ini menjadi status global oleh WHO, selama itu, risiko kita di berbagai aktivitas kehidupan masih diancam oleh Covid-19,” kata Dr Hermawan Saputra.

Dokter Hermawan mengingatkan, pemerintah harus mempercepat vaksinasi secara merata di berbagai daerah Indonesia. Termasuk vaksinasi terhadap anak 6 hingga11 tahun yang sudah dimulai sejak 14 Desember lalu. Ia juga berharap, pemerintah betul-betul bijak dalam menyikapi varian Omicron dan varian lainnya. Jangan sampai pelonggaran mobilitas di akhir tahun, justru berdampak buruk.

“Pemerintah juga harus betul-betul waspada. Bijak. Jangan sampai pelonggaran yang ada, pengendalian yang ada saat ini, berdampak buruk karena adanya pelonggaran yang terlampau signifikan atau kita meremehkan dari aspek kebijakan juga,” ujar Dr Hermawan Saputra.

Sebelumnya, Pemerintah mengumumkan temuan pertama kasus varian Omicron di Indonesia pada Rabu 15 Desember kemarin. Pasien pertama varian Omicorn merupakan petugas kebersihan di Wisma Atlet, Jakarta. Perkembangan terkini, pasien pertama varian Omicron itu sudah dinyatakan negatif usai tes PCR yang kedua. Atas temuan ini, Pemerintah meminta masyarakat tak panik namun tetap waspada dengan memperketat protokol kesehatan.

Presiden Joko Widodo juga meminta seluruh masyarakat dan pejabat negara tak berpergian keluar negeri setelah kasus varian Covid-19 Omicron terdeteksi di Indonesia. Jokowi ingin semua pihak waspada terhadap penyebaran varian baru tersebut. (tim/ade/her)

Kemenkes Terus Waspadai Penyebaran Varian Omicron