Produksi Ikan di Jateng Turun 20 Persen

Petambak udang saat panen raya
Petambak udang saat melakukan panen raya.

Semarang, Idola 92,6 FM – Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Tengah menyebut, pada 2020 kemarin terjadi penurunan produksi tangkapan ikan. Penurunan produksi tangkapan ikan di Jateng itu terjadi, lantaran adanya pandemi COVID-19 dan ditambah faktor cuaca musiman.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jateng Fendiawan Tiskiantoro mengatakan dibanding dengan 2019, hasil produksi ikan di 2020 hanya sekira 900 ribuan ton saja. Padahal, di tahun sebelumnya bisa mencapai lebih dari satu jutaan ton ikan.

Fendiawan menjelaskan, faktor-faktor yang memengaruhi produksi ikan pada 2020 mengalami penurunan adalah wabah COVID-19. Akibatnya, nelayan mengurangi intensitas melaut atau bahkan tidak melaut sama sekali. Bahkan, di awal masa pandemi juga sudah terjadi penurunan permintaan ikan di tingkat konsumen.

Menurutnya, produksi ikan di Jateng terdiri dari ikan tangkap dan ikan budidaya. Sedangkan jenis ikan paling banyak ditangkap di wilayah laut adalah Ikan Kuniran dan Kapasan.

“Kalau bicara perikanan di Jawa Tengah ada dua, perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Kalau kita lihat tren di 2019 ke 2020, memang betul ada penurunan. Jumlahnya mungkin tidak begitu signifikan, tetapi memang ada penurunan. Kalai di 2020 kurang lebih sekitar 900 ribuan ton, tapi kalau di 2019 itu bisa satu juta ton lebih. Kurang lebih 20 persenlah penurunannya,” kata Fendiawan, Selasa (12/1).

Lebih lanjut Fendiawan menjelaskan, Dinas Kelautan dan Perikanan Jateng juga tidak berpangku tangan terhadap nelayan yang terdampak pandemi COVID-19 dan mencoba membangkitkan produksi ikan. Salah satunya, dengan memberikan stimulus bagi nelayan-nelayan kecil berupa bantuan bahan bakar minyak (BBM) untuk melaut.

“Pada 2020 kemarin itu sudah ada 500-an nelayan yang kita berikan bantuan. Tahun ini, jumlah penerima bantuan akan kita tingkatkan menjadi 600-an nelayan. Setiap nelayan akan mendapat bantuan 20 liter BBM,” pungkasnya. (Bud)