Tingkat Konsumsi Makan Ikan Masih Rendah, DKP Jateng Ajak Siswa Sejak Dini Gemar Makan Ikan

Penjualan ikan laut langsung di TPI.

Semarang, Idola 92.6 FM – Ikan memiliki banyak kandungan gizi yang baik bagi kesehatan. Terutama, baik untuk pertumbuhan dan kecerdasan anak-anak serta guna mencegah stunting. Namun, tingkat konsumsi makan ikan masyarakat Jawa Tengah masih rendah.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jateng Fendiawan Tiskiantoro mengatakan perlu menggalakkan gemar makan ikan, terutama bagi usia dini yang masih berada di bangku sekolah.

Sebab, jelas Fendiawan, pada 2018 kemarin saja tingkat konsumsi makan ikan masyarakat di provinsi ini hanya 29,19 kilogram per kapita per tahun. Bila dibanding daerah lain semisal Jawa Timur, maka Jateng kalah jauh.

Menurutnya, masyarakat Jatim tingkat konsumsi makan ikannya mencapai 36 kilogram per kapita per tahun dan untuk tingkat nasional 51,5 kilogram per kapita per tahun.

Oleh sebab itu, jelas Fendiawan, diperlukan adanya gerakan yang masif untuk meningkatkan konsumsi makan ikan bagi masyarakat Jateng. Salah satunya, dimulai dengan mengajak sekolah-sekolah di Jateng untuk bisa ikut mengampanyekan gerakan makan ikan kepada para siswanya.

“Sekarang sudah ada bakso ikan, naget ikan dan macam-macam. Ini yang kita kenalkan kepada anak-anak TK dan SD. Kita sudah diskusi dengan pak sekda, bagaimana kalau dibikin surat edaran dari gubernur untuk PAUD dan TK dalam satu minggu wajib ada menu ikan. Kemudian untuk SMP dan SMA, kita juga imbau hal yang sama. Instansi pemerintah kalau ada acara-acara, ya mbog masak ikan sebagai hidangan,” kata Fendiawan baru-baru ini.

Lebih lanjut Fendiawan menjelaskan, pada tahun ini pihaknya menargetkan tingkat konsumsi makan ikan bisa mencapai 30 kilogram per kapita per tahun jika gerakan konsumsi ikan ke tingkat sekolah bisa berhasil.

“Gerakan gemar makan ikan harus digenjot, caranya lewat inovasi produk olahan ikan. Sehingga, anak-anak atau mungkin orang dewasa yang tidak suka makan ikan bisa menjadi suka karena sudah diolah sedemikian rupa,” pungkasnya. (Bud)